Lihat ke Halaman Asli

Kupas Tuntas Para “BANDIT GARONG ISTANA” vs. “SOSOK NAN KONTROVERSIAL” dari Seorang RJ LINO

Diperbarui: 9 Februari 2016   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kupas Tuntas Para “BANDIT GARONG ISTANA” vs. “SOSOK NAN KONTROVERSIAL” dari Seorang RJ LINO"][/caption]Siapakah sejatinya seorang Richard Joost Lino, sampai berani mengancam Presiden Jokowi, dan membuat Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso, yang karib disapa dengan Komjen Pol Buwas, terhempas dari jabatannya sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kabareskrim Polri)?

Berikut ini adalah berdasarkan beberapa analisa dari berbagai Sumber yang terpercaya, yang mana sudah PENULIS rangkaikan dan sajikan menjadi sebuah artikel yang Patut dan Menarik untuk di simak bersama, dan pada bagian akhir dari tulisan ini ada pula Penulis sajikan bantahan dari pihak keluarga dekat Richard Joost Lino, yang sempat dengan tidak sengaja dan tidak direncanakan sebelumnya oleh PENULIS. Kami dengan suasana santai sambil bersantap malam bersama dengan beberapa kawan-kawan dari PENULIS yang lainnya lantas mengajak pihak keluarga dekat Richard Joost Lino ini hanyut dalam diskusi nan hangat mengenai berbagai permasalahan/persoalan yang kini tengah membelit seorang Richard Joost Lino. Dan kemudian bantahan ini sengaja PENULIS sajikan di sini supaya pemberitaan dan opini yang berkembang di dalam artikel ini menjadi berimbang adanya, dan tidak menyudutkan ataupun memberatkan seseorang……

BIOGRAFI

[caption caption="Mantan Dirut Pelindo II, RJ LINO : ❝ Kesalahan Terbesar Saya, “TIDAK NYETOR”…… ❞"]

[/caption]

Richard Joost Lino atau yang biasa dipanggil RJ Lino lahir di Rote, Nusa Tenggara Timur, tanggal 7 Mei 1953. RJ Lino yang semasa kecilnya akrab dipanggil "Manneke" ini adalah seorang Insinyur (jurusan Teknik Sipil) dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang kemudian menjadi Presiden Direktur (Presdir) atau Direktur Utama (Dirut) PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II  (Persero) Tbk. sejak tahun 2009.

Riwayat Pendidikan :
1976     Teknik Sipil, ITB Bandung
1978     Diploma Teknik Hidrolik, The International Institute for Hydraulic and Environmental engineering, Delft, The Netherlands.
1979     International Course on Sediment Transport in Estuarine and Coastal Engineering, Coastal research Centre, Poona, India.
1980     Senior Course on Port and Harbour engineering, Tokyo, Japan.
1981     Project Management Course, Virginia Polytechnic Institute and State University, Virginia, USA.
1989     Magister Bisnis Administrasi, Institute Pendidikan dan Pengembangan Manajemen (IIPM), Jakarta, Indonesia

“Nenek moyangku seorang pelaut, gemar mengarung luas samudera”. Lagu itu bukan sekadar nyanyian bagi Richard Joost Lino, Direktur Utama (Dirut) PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II  (Persero) Tbk., melainkan sudah seperti mendarah daging. Inilah yang membuat RJ Lino, yang lahir pada 1953 di Kepulauan Rote, Nusa Tenggara Timur — yang identik dengan pantai dan laut — tidak bisa berpisah dengan kehidupan laut. Dari kecil RJ Lino memang sudah sangat menyukai laut karena rumah saya hanya 100 meter dari tepi pantai.

Saking cintanya akan laut, setamat dari Teknik Sipil ITB pada 1976, RJ Lino memilih disiplin ilmu yang ada kaitannya dengan laut, yaitu mengambil Diploma Teknik Hidrolik di The International Institute for Hydraulic di Belanda. Kemudian, ia memperdalam keilmuan bidang laut di India, Jepang, hingga Amerika Serikat.
Pada 1992, RJ Lino bergabung dengan Transconsult, tempat ia banyak terjun langsung dalam proyek dan penelitian kelautan Indonesia. Tiga belas tahun berselang, ia ikut dalam proses pengadaan Pelabuhan Gui-Gang, di propinsi Guang-Xi, Republik Rakyat China (RRC). Setelah pengadaan, RJ Lino didapuk menjadi Managing Director Pelabuhan Guigang. Peran utamanya mengevaluasi perencanaan pelabuhan dan renovasi pelabuhan lama menjadi pelabuhan modern.

Pengalaman mengenai akses kanal, pemecah gelombang, bidang kargo, dan seabrek pengetahuan di bidang pelabuhan, membuat Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memanggilnya guna menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II  (Persero) Tbk. di akhir 2009. Sebagai orang nomor satu di PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II  (Persero) Tbk. yang membawahkan 12 pelabuhan di Indonesia bagian barat, RJ Lino harus dapat meningkatkan performa PT. PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II  (Persero) Tbk., khususnya Pelabuhan Tanjung Priok, yang kondisinya tidak keruan. Saat itu, kontainer di Priok hanya 3,6 juta TEU per tahun. Kini, volumenya meningkat 7,2 juta TEU per tahun. Bahkan, ia berencana meningkatkan lagi hingga sekitar 9 juta TEU per tahun. Hal itu bukan tidak mungkin, sebab bagi seorang RJ Lino laut adalah sudah merupakan dan menjadi bagian dari hidupnya selama ini.

Nama Richard Joost Lino banyak dibicarakan publik terkait prestasi yang ia dapatkan selama menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II  (Persero) Tbk.

Di tahun 2011 banyak gagasan yang ia lontarkan guna memajukan PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II  (Persero) Tbk., dan yang mana salah satunya adalah menyangkut peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baginya merupakan kunci penting kesuksesan kinerja perusahaan. Ia mengungkapkan bahwa dirinya kini cenderung lebih fokus kepada pengembangan SDM mengingat adanya beberapa proyek besar yang sedang dikerjakan. Sebagai contoh, proyek pembangunan pelabuhan di Sorong yang bernilai investasi sebesar RP 1 triliun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline