Lihat ke Halaman Asli

Mukti Ningrum

Pelajar Sekolah

Tari Saman Bentuk Warisan Budaya

Diperbarui: 12 Maret 2023   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Kompas.com

Indonesia adalah negara yang kaya akan warisan budaya, mulai dari kesenian maupun warisan budaya lainnya. Dari sekian banyaknya warisan budaya Indonesia, seni tari adalah salah satunya. Menurut Soedarsono (1984:3) mengatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang dituangkan melalui gerak yang ritmis dan indah. Tari adalah gerak-gerak yang dibentuk secara ekspresif yang diciptakan oleh manusia untuk dapat dinikmati dan dirasakan.

Tari Saman adalah salah satu bentuk warisa budaya. Tari saman merupakan tarian yang berasal dari suku Gayo dan biasanya ditampilkan dalam suatu perayaan penting di suatu peristiwa adat. Syair pada tariannya juga mempergunakan bahasa-bahasa Gayo. Selain itu tarian ini juga kerap ditampilkan saat merayakan hari raya kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.

Tarian ini dulunya adalah sebuah permainan rakyat bernama Pok Ane yang berupa tepukan-tepukan dan diiringi dengan syair berisikan pujian-pujian kepada Allah SWT. Tari Saman disebut juga Tari Seribu Tangan. Tari saman ditampilkan dengan duduk bersejajar dengan gerakan tepukan yang dilakukan tidak hanya orang satu saja, maka para penari-penari memadukan gerakan menepuk pundak, tangan, paha dan tanah dengan seirama.

Tidak hanya itu, Tari Saman sendiri merupakan salah satu bentuk warisan budaya Indonesia yang diakui oleh UNESCO. Pada 24 November 2011, Badan PBB Urusan Pendidikan, Sains dan Kebudayaan (UNESCO) secara resmi mengakui Tari Saman Gayo dari Provinsi Aceh, Indonesia sebagai warisan budaya dunia tak benda dalam sidang di Bali.

Menurut detiknews, Menteri Kordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Agung Laksono (2009-2014) menerangkan, bahwa berkas nominasi tari Saman telah disusun secara teliti dan diajukan kepada UNESCO pada bulan Maret 2010 oleh pihaknya. Penelitian tersebut juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat, provinsi Aceh, Bupati Gayo Lues, dan masyarakat.

Meskipun sudah diresmikan oleh UNESCO menjadi warisan budaya tak benda, Agung berharap agar masyarakat tetap menjaga kelestarian budaya khas Aceh tersebut. Menurutnya, kasus pengakuan budaya daerah oleh negara lain, disebabkan karena ketidakpedulian masyarakat.

"Dengan adanya keputusan ini tidak ada negara lain yang bisa mengakui Tari Saman tersebut. Tapi saya tetap agar masyarakat tetap melestarikan seluruh budaya bangsa," imbuhnya.

Maka dari itu, dalam perkembangannya generasi sekarang makin sedikit yang melestarikan budaya-budaya di Indonesia, sehingga keberadaannya sudah mulai "mengkhawatirkan". Seni tari tradisional mengalami sedikit penurunan peminat, yang dimaksud adalah kesenian tradisional warisan budaya Indonesia sudah mulai ditinggalkan. Saya merasa salut dan bangga dengan mereka yang masih mau belajar dan mempertahankan eksistensi kesenian tradisional salah satunya seni tari tradisional dan budaya Indonesia pada umumnya.

Jangan sampai warisan budaya Indonesia, diambil oleh negara lain. Seharusnya kita bangga dengan negara kita Indonesia, yang memiliki banyak kekayaan warisan budaya. Kita harus tetap melestarikan, mencintai dan menjaga. Meskipun zaman terus berkembang, tapi warisan nenek moyang ini harus terjaga sebagai bukti kebesaran Bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline