Lihat ke Halaman Asli

Muksin

Fresh-graduate

Sistem Pengelolaan Lahan Basah (Gambut) yang Bekelanjutan

Diperbarui: 2 Desember 2020   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image Sumber gambar : Koleksi Pribadi Penuliscaption

Alih fungsi lahan, terkhusunya lahan basah (gambut) menjadi areal perkebunan dan pertanian merupakan suatu sebab akibat dari kegiatan pertumbuhan ekonomi. Dalam keadaan normal, lahan gambut tergenang oleh air (Chokkalingam and Rawa, 2003). Ketika suatu pembangunan dilakukan akan berakibat penurunan permukaan air dan penyusutan tanah di lahan gambut. Pengetas permasalahan tersebut terletak pada sistem drainase di lahan basah (gambut). Hal ini dilakukan untuk menciptkan kondisi normal bagi lahan gambut untuk mempertahankan keseimbangannya. (Kamun et al., 2010).

Kunci dalam mewujudkan sistem pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan terletak pada pengelolaan sumber daya air yang berada di lahan tersebut. Proses pembangunan yang berkelanjutan tetap berjalan dan keberadaan lahan gambut tetap harus dipertahankan (Darmawan et al., 2016).

Sistem drainase pada lahan gambut yang terintegrasi sesuai dengan karakteristik lahan diharapkan mampu menekan laju degradasi lahan basah. Prinsip pengaturan tata air di lahan gambut harus memperhatikan dampak laju terhadap dekomposisi gambut ((Dariah and Nurzakiah, 2000). Dalam pelaksanaannya sistem drainase tersebut harus disesuaikan dengan tipe luapan sumber air yang mengairi lahan tersebut. Pada lahan yang hanya mengandalkan pembasahan oleh tadah hujan perlu dilakukan pembuatan tempat penampungan air dan sistem drainase yang tepat.

Referensi :

  • Chokkalingam, U. and Rawa, L. (2003) Kebakaran di Lahan Rawa / Gambut di Sumatera: Masalah dan solusi Editor:
  • Dariah, A. and Nurzakiah, S. (2000) 'Pengelolaan Tata Air Lahan Gambut', Panduan Pengelolaan Berkelanjutan Lahan Gambut terdegradasi, pp. 30--46.
  • Darmawan, B. et al. (2016) 'PENGELOLAAN KEBERLANJUTAN EKOSISTEM HUTAN RAWA GAMBUT TERHADAP KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI SEMENANJUNG KAMPAR, SUMATERA (Sustainable Management of Peat Swamp Forest Ecosystems Toward Forest and Land Fires in Kampar Peninsula, Sumatera)', Jurnal Manusia dan Lingkungan, 23(2), p. 195. doi: 10.22146/jml.18791.
  • Kamun, Y. et al. (2010) 'Kajian Potensi Air Rawa dan Kearifan Lokal sebagai Dasar Pengelolaan Air Rawa Yomoth sebagai Sumber Air Bersih di Agats, Asmat, Papua', Jurnal MGI, 24(2), pp. 157--173.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline