Novel sepasang yang melawan merupakan karya dari Jazuli Imam yang memilki dua bagian, dimana pada part 1 dalam bukunya lebih memperkenalkan bagaimana karakter dari tokoh utama yaitu El dan Sekar. El di gambarkan sebagai seorang mahasiswa yang merupakan anggota dari UKM Teater, yang juga sangat mencinta alam serta peduli akan lingkungan sosial, memiliki jiwa yang bebas, idealis, serta dengan gayanya yang khas seperti anak mapala yang cuek sehingga terkesan seperti mahasiswa urakan. Sosok El juga tergambarkan dari sepenggal kalimat yang berbunyi "aku berada di tempat dimana aku bisa menjadi seorang yang tidak menemukan kekuatan harta, tahta dan tantara". Berbanding terbalik dengan sekar yang merupakan mahasiswi cantik serta pintar dan kebanggan kampus dengan segudang prestasi yang dia dapatkan. Sekar dikenal sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan dengan karakter yang patuh, maka dari itu tidak heran sekar dijuluki sebagai mahasiswi dengan paket komplit.
Kisah mereka dimulai dari El dan Sekar terlambat masuk kelas sehingga membuat mereka harus bermasalah dengan Bu Ani yang merupakan salah satu dosen killer di kampus. Tidak hanya sampai disitu kisah mereka berlanjut dengan rumor buruk yang mengganggu kehidupan masing-masing. Puncaknya terjadi dimana Sekar dihasut agar berbohong atar semua kejadian yang terjadi, hal ini yang mengakibatkan El diskors selama beberapa minggu.
El yang sedang menjalankan skorsnya memilih untuk mengasingkan diri dengan mendaki Gunung Rinjani sedangkan Sekar merenungi rasa bersalahnya karena termakan dari hasutan yang membawa El hilang dari kampus serta dalam pergaulannya. Setelah kejadian tersebut, Hal ini mebuat Sekar mencari tau keberadaan El mulai dari bertannya kepada teman-teman satu komunitas hingga mengunjungi indekos dan mendatangi tempat-tempat yang sering El kunjungi. Dari pencarian ini sinilah Sekar bertemu dengan Mas Dewo, Sekar bertanya bagaimana sosok El kepada Mas Dewo hingga tanpa sadar timbul rasa penasaran Sekar terhadap sosok El. Karena rasa penasan terhadap El mebuat Sekar berani untuk menyusul El ke Gunung Rinjani seorang diri tanpa adanya persiapan sebagaimana pendaki pada umumnya. Bermula dari titik itulah mereka akhirnya dijuluki "Sepasang Yang Melawan".
Banyak peristwa yang telah dialami oleh dua pasangan ini, Gunung Rinjani dan El membuat Sekar menjadi pribadi yang lebih bijak terhadap semesta. Meskipun diawal pendakian Sekar diamana El dipertontonkan dengan kekacauan yang dilakukan Sekar seperti mencuci baju dengan deterjen di Danau Segara Anak, hal ini akan menggangu ekosistem danau. Singkat cerita setelah dua pasangan ini turun dari gunung dan menjadi sepasang kekasih. Mereka kemudian banyak melakukan petualang-petualangan yang bermakna. Karakter El yang kuat telah merubah Sekar untuk menjadi dirinya sendiri sehingga membuat Sekar melepas jabatannya. Selain dari pada itu pertemuan dengan El membuat Sekar tersadar dari pemikiran yang Pragmitis dan kolot yang masih berlaku didalam masyarakat sekitar.
Setelah perkuliahan selesai Sekar diharuskan Kembali kerumahnya yang berada di bandung, sesampainya di kota tempatnya berasal, sekar harus dihadapkan dengan persoalan perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya dengan anak temannya.karena hal ini membuat Sekar dan El melarikan diri dan mencari pekerjaan di Surabaya. Disinilah indealisme dan metal mereka berdua benar-benar di uji dengan rintangan besar yang dapat kita sebut dengan "Neo-Liberalisme".
Begitulah perjalanan mereka tidak cukup diceritakan dalam satu Novel. Setelah petualangan sebelumnya, mereka memutuskan untuk kembali mendaki Rinjani. Kemudian hal tak terduga pun terjadi di akhir novel pertama Dwilogi Pejalan Anarki ini. Begitulah kisahnya masih berlanjut di part 2 yang lebih banyak menceritakan petualangan mereka berdua dalam mendapatkan hak-haknya serta memperjuangkan kebahagiannya dan kebahagian kehidupannya yang selama ini menepatkan kehidupan mereka dibawah hirarki para penguasa yang lalai.
Tanggapan
Cerita dua mahasiwa yang memiliki latar belakang berbeda dimana El yang di juluki sebagai mahasiswa urakan dan Sekar yang merupakan mahasiswa kebanggaan kampus. namun dibaliki sikap urakan El menimbulkan banyak sekali pertanyaan di benak Sekar sehingga Sekar penasaran akan sosok El sebenarnya. Rasa penasaran inilah yang membawa Sekar terkagum akan sosok El. Karena rasa penasan terhadap El mebuat Sekar berani untuk menyusul El ke Gunung Rinjani seorang diri tanpa adanya persiapan.
Banyak peristwa yang telah dialami oleh dua pasangan ini, Gunung Rinjani dan El membuat Sekar menjadi pribadi yang lebih bijak terhadap semesta. Gunung tersebut menjadi persimpangan kisah yang membuat Sekar menjadi pribadi yang lebih bijak terhadap semesta. Akan tetapi, berikut hal yang dapat di petik arti penting dari penjelajahan yang mereka berdua lakukan, bahwasanya, "Alam memang selalu misterius. Sefasih apa pun seorang manusia mengenal alam, sewaktu-waktu ia selalu bisa membuat manusia merasa bodoh dan sadar, bahwa manusia adalah tempatnya keterbatasan dan ketidaktahuan."
Novel ini sangat menarik dibaca terutama untuk mereka yang mencintai alam, membenci Neo Liberalisme, dan penyeruput kopi. Cerita dua pasangan itu membuat saya bisa membayangkan keseruan naik gunung, kepuasan berada di puncak, dan juga kemampuan menghargai kesempatan. Meskipun awalnya terkesan "bunuh diri" karena nekat naik gunung tanpa persiapan, tetapi bersama El, Sekar akhirnya belajar untuk menghargai dan menghayati perjalanan.
Ilmu Yang Didapatkan
- Belajar untuk memahami alam sekitar serta lingkungan sosial.
- Jangan langsung menjustifikasi seseorang hanya karena dari apa yang terlihat.
- Kekasihmu menunjukan kualitas dari dirimu.
- Jadilah diri sendiri dan jangan berpura-pura menjadi orang lain hanya karena untuk medapatkan perhatian.
- Jangan berfikir Pragmitis dan kolot, cobalah untuk berfikir terbuka dan melihat bawa apakah yang kita lakukan menimbulkan manfaat atau justru membawa mudharat.
- Orang desa berbahagia sebab mereka membahagiakan yang lainnya, orang-orang kota berbahagia sebab mereka tidak memikirkan yang lainnya.