Puncak dingin!
Begitu ungkapan keriangan mayoritas pendukung Internazionale Milan belakangan ini. Sejak keberhasilan menaklukkan Lazio 3-1 di pekan 22, Inter sukses bertengger di puncak klasemen sementara Serie A. Kemenangan 1-0 atas Atalanta malam tadi memastikan Inter menjaga jarak enam poin dengan pesaing terdekat, AC Milan.
Catatan kemenangan ini menjadi buah manis bagi pasukan Antonio Conte. Performa awal musim Inter memang tidak meyakinkan, rentan kebobolan hingga tersingkir dari Liga Champion dan Coppa Italia. Belum lagi urusan performa pemain secara individual dan terpaan 'cedera' Covid-19.
Inter jadi bulan-bulan. Meme Romelu Lukaku yang berdiri 'menangkis' sundulan Alexis Sanchez pada partai penentuan kontra Shaktar berkibar-kibar di media sosial. Membuat Interisti malu, keki, beberapa bahkan menyatakan bahwa Inter adalah Atalanta B! Pernyataan sakit hati atas performa tim kesayangan yang tidak mumpuni.
Terang saja suguhan awal musim yang tidak mengenakkan membuat panas kursi Conte. Penggemar protes. Tagar #conteout mulai mencuat.
"Segitu doank pelatih gaji 12 juta? Mending Spalletti, deh!"
"Ah, pelatih miskin taktik!"
"Salahnya itu, Eriksen tidak dimainkan! Ga ngerti bintang nih, agen Jupe!"
Mengingat tingkat kreatifitas netizen yang tinggi dalam merundung, maka tiga contoh diatas rasanya hanyalah kalimat terlunak saja dari sekian banyak caci maki penonton layar kaca. Itu di Indonesia ya. Saya tidak tahu kalau netizen Albania. Tidak mengerti bahasanya.
Namun seiring kemenangan-kemenangan yang mendekatkan Inter pada puncak klasemen, perlahan suara negatif mulai menguap. Secara tidak langsung, Conte kemudian membuktikan bahwa sebagai pelatih professional kelas wahid, ia lebih tahu menangani tim daripada netizen bawel penikmat streaming ilegal. Hehe.
Berikut beberapa hal yang menjadi pembuktian Conte bahwa ia benar dalam mengurus tim.