Lihat ke Halaman Asli

Muksal Mina

TERVERIFIKASI

Candu Bola, Hasrat Pendidik

Anak Sering Berkhayal dan Banyak Tanya, Orangtua Harus Bagaimana?

Diperbarui: 10 Juli 2020   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi percakapan antara anak dan orangtua (Sumber: www.gettyimages.com)

"Ada pertanyaan?"

Siing...

Cuma ada suara jangkrik yang menyambut tanya itu.

kriik, kriik, kriik.

Pada tak dengarkah?

Alhasil pertemuan pun disudahi dengan mengucapkan salam.

Ajaib, semua serentak menjawab salam. Tiba-tiba bisa bersuara. hahaha...

Situasi diatas akrab saya temukan di beberapa pertemuan pembelajaran. Diamnya peserta didik ketika ditanya dapat berarti 3 hal: (1) sudah mengerti, (2) belum mengerti namun takut bertanya, (3) tidak tahu apa yang hendak ditanya. Khusus kasus yang terakhir jangan-jangan dari mulai duduk sudah tidak tahu mau ngapain?

Usut punya usut, kawan-kawan yang berprofesi serupa, baik guru ataupun dosen, ternyata juga kerap bertemu hal yang sama. Jadi susah juga untuk mengukur pencapaian pembelajaran kalau begini. Pas diuji ternyata lebih separuh kelas tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan! Waduh..!

Terheranlah kita. Terbetik tanya, benarkah mereka belajar karena benar-benar ingin tahu? Atau semata pemenuhan kewajiban? Kenapa ketika ujian semua jadi mendadak rajin. Setelah keluar nilai, lupalah semua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline