Juventus kembali menang. Menjamu Torino dalam laga bertajuk derby della molle di Allianz Stadium, dalam lanjutan Serie A Liga Italia pekan 30, si Nyonya Tua berhasil unggul 4-1. Hasil ini semakin mendekatkan Juve ke gelar scudetto, apalagi beberapa jam setelahnya pesaing terdekat, Lazio, tumbang 0-3 di tangan AC Milan.
Taka da kejutan dalam laga itu. Meskipun bertajuk derby, pertandingan kedua tim tak terlalu sengit. Toh, skuad kedua tim memang jomplang secara kualitas. Kemenangan terakhir Il Toro terhadap Juve pun terjadi pada musim 2014/2015. Pertama kali dalam 20 tahun.
Yang layak menjadi perhatian adalah sosok yang berdiri di bawah mistar gawang Juventus, Gianluigi Buffon. Kiper 42 tahun tersebut tampil untuk kedelapan kalinya di partai Liga musim ini.
Dengan penampilan tersebut, Buffon resmi memecahkan rekor legenda Milan, Paolo Maldini, sebagai penampil terbanyak di Serie A. Gigi telah tampil sebanyak 648 kali, unggul satu dari Maldini. Sepanjang karirnya di Serie A sejauh ini, Buffon hanya membela dua klub, AC Parma dan Juventus.
Kiper Termahal
Buffon mengawali karir sebagai portiere di klub yang beken pada 90an, AC Parma. Bermain bersama para legenda semisal Hernan Crespo, Lilian Thuram, Fabio Cannavaro, dan Enrico Chiesa, Buffon berhasil membawa Parma ke puncak prestasi, Coppa Italia, Supercopa Italiana, dan Piala UEFA 1999.
Di Serie A pun, Parma konsisten menjadi pesaing scudetto, dan menjadi salah satu dari il sete magnifico (tujuh yang terhebat) bersama Juventus, Inter, Milan, Lazio, Roma dan Fiorentina.
Moncer di Parma, pada 2001 Juventus memboyongnya ke kota Turin bersama Thuram, dengan rekor transfer 52 juta euro sebagai kiper termahal waktu itu.
Menilik kontribusinya selama berbaju hitam putih, tentu Juventus tidak merasa sia-sia mengeluarkan pundi-pundi sebanyak itu. Gigi sukses menyumbangkan 9 scudetto, 5 coppa italia dan 6 supercoppa italiana. Satu gelar bergengsi yang luput dari genggamannya adalah si kuping besar, Liga Champion. Bersama Juve, Buffon tampil di final sebanyak tiga kali (2003, 2015, 2017) dan selalu kalah.
Kontroversi Nomor Punggung
Pada musim ini, sepulang dari petualangan singkat di Prancis bersama PSG, Buffon mengenakan nomor punggung 77, setelah nomor 1 miliknya berpindah tangan ke Wojziek Szczesny. Ada kisah menarik dibalik nomor 77 dan Buffon.
Musim 2000/2001 semasa masih di Parma, Buffon tiba-tiba mengganti nomor jersey 1 nya dengan nomor 88. Sekilas tak ada yang salah. Buffon hanya ingin menjadikan nomor 88 sebagai simbol kebangkitan dirinya dan Italia, setelah kalah di final Euro 2000. Di helatan itu Buffon absen karena patah tangan.
Namun tak lama kemudian, keputusan ini dicerca oleh sebagian masyarakat. Angka 88 menyimbolkan HH yang bermakna Hail Hitler, sebuah salam hormat pendukung Nazi kepada mantan diktator Jerman, Adolf Hitler. Tak ingin berlama-lama menjadi kontroversi, Buffon mengganti nomor punggungnya menjadi 77.