Lihat ke Halaman Asli

Muksal Mina

TERVERIFIKASI

Candu Bola, Hasrat Pendidik

Alam Takambang Jadi Guru

Diperbarui: 25 Januari 2019   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : https://bedypicture.wordpress.com

Saya baru saja menyelesaikan membaca novel Anak Rantau karya Ahmad Fuadi. Di novel itu ada satu ujar-ujaran Minangkabau yang menjadi ruh dari cerita. Alam takambang jadi guru. Maksudnya, apapun dan siapapun di dunia ini dapat memberi pelajaran bila kita memperhatikannya. Siapapun? Iya, siapapun. Bahkan orang yang tidak benar sekalipun, menjadi guru yang mencontohkan agar tidak seperti dia.

Keluarga adalah orang-orang terdekat yang dapat menjadi guru. Gadis kecil yang keluar dari rahim istri saya 1,5 tahun yang lalu itu adalah guru. Memberi tahu saya kuasa Tuhan, bagaimana dari setetes air ia bisa jadi bentuk sempurna begitu.  Juga ketika ia rewel, ia sedang mengajari saya "Begini lho, Yah, menjadi orang tua itu. Mesti sabar dan ikhlas.  Siap sama rengekanku?". Juga memberi saya ketakjuban, betapa dalam usianya yang segitu, ia sudah bisa macam-macam. Ia bisa pura-pura nangis, tapi tidak bisa pura-pura tertawa. Kenapa begitu? Entahlah. Mungkin itu yang disebut tulus?

Istri? Istri saya adalah guru manajerial. Pengatur bagaimana ekonomi keluarga tetap dalam kurva positif, pengatur bagaimana suami dan anaknya terurus dengan seksama dan dalam tempo selama-lamanya. Aih, istri juga mengajari saya mendinginkan pikiran saat panas, meski terkadang saya yang harus begitu padanya. Hehee . Juga guru cinta kasih yang adil. Betapapun cintanya sudah terbagi pada anak kami, namun anehnya saya yang sudah naksir dia sejak belum menjadi istri, tidak merasa cemburu. Lah?.

Kakak-kakak saya adalah guru kebijaksanaan, memberi contoh dan petuah, bagaimana hidup ini harus dihadapi oleh saya yang bungsu ini. Juga memberi hadiah-hadiah, dan perintah-perintah, waktu kecil dulu. Hehehe.

Ayah adalah guru kerja keras, mengajarkan etos kerja tinggi mutlak diperlukan untuk keluarga. Disertai keikhlasan dan kepemimpinan. Visi jelas kedepan, anak-anaknya harus sekolah. Maka diterjemahkan dengan pagi-pagi sudah ke pasar, bertransformasi menjadi pedagang. Sampai nanti sore.

Maka itulah Ibu. Guru apa ia? Padanya menyatu segala pelajaran. Kebijaksanaan, keikhlasan, kesabaran, kerja keras, pengatur dan juga guru agama. Begitu? iya, buktinya sampai sekarang saya masih diteriakin kalau sudah azan masih leyeh-leyeh.

Keluar dari rumah, semakin banyak guru berseliweran. Entah karena perbuatannya, atau karena profesinya memang guru. Pencopet yang ketahuan itu juga guru. Mengajarkan kalau berbuat begitu tanpa persiapan, babak belurlah hasilnya. Pengamen muda-muda bermodalkan tepuk tangan memberi ajaran, jika badan sehat walafiat dan mengamen, maka tidak ada hasilnya.

Saya kira benarlah ujar-ujaran itu. Betapa semua yang ada di alam dapat menjadi guru.  Dan betapa alam sangatlah luas daripada ruang kelas. Maka, kenapa masih terpenjara dalam kotak beton?

Curup, 25/02/2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline