Lihat ke Halaman Asli

Muksalmina Mta

Pengamat Hukum dan Politik

Menanti #SaveAnggotaDPRD DKI Jakarta

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yang paling ngetren sekarang ini adalah tanda "#" untuk segala persoalan dan permasalahan yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Kemudian tanda "#" lebih banyak disisipkan kepada "#Save......".

Tanda "#Save...." tersebut seiring waktu dan proses berjalan, akan berpindah-pindah posisi. Jika "#SaveKITA" misalnya diawal munculnya persoalan dan permasalahan yang dianggap oleh rakyat adalah memihak kepada mereka, maka #saveKITA akan terus bermunculan dan semakin menguat. Tapi, ternyata #Save... tersebut tidak seperti yang dipikirkan oleh sebagian orang. Dalam satu permasalahan kemudian muncul lagi #SaveKAMI misalnya, karena dianggap oleh sebagian rakyat yang lain bahwa dalam permasalahan tersebut sudah mulai ada titik temu yaitu kebenaran yang berbalik arah maka muncullah #saveKAMI. Yang lebih sering kita lihat akhir-akhir ini adalah permasalahan antara KPK-Polri, maka muncul dua kubu rakyat yang membuat #SaveKPK dan #SavePolri.

Singkat cerita, ternyata tanda "#Save..." dapat meningkatkan popularitas dan naik daun secepat kilat, salah satu caranya adalah mengungkapkan segala kesalahan-kesalahan para orang yang ditargetkan.

Gubernur DKI Jakarta misalnya, telah memasang perangkap dengan sengaja kepada para Anggota DPRD DKI Jakarta. Sehingga bermunculanlah #SaveAhok di dalam masyarakat.

Dari satu sisi tindakan Gubernur DKI Jakarta bagus menurut masyarakat DKI Jakarta karena Anggaran Siluman Anggota DPRD telah diungkapkan oleh Gubernur, tapi dari sisi yang lain sistem perekonomian masyarakat akan terhambat dalam segala hal.

Anggota DPRD DKI Jakarta barangkali akan mencari celah untuk "membalas dendam" terhadap perilaku Gubernur itu sendiri. Perseteruan ini akan membuat keadaan kehidupan masyarakat DKI Jakarta semakin terjepit, terutama para Pegawai Negeri Sipil.

Jika para Anggota DPRD DKI Jakarta mendapatkan celah untuk mencari kesalahan Gubernur DKI Jakarta, maka kesempatan besar bagi para Anggota DPRD DKI Jakarta untuk membalas dendam mereka. Dan akan beralih atau bermunculan #SaveAnggotaDPRD DKI Jakarta.

***

Sebenarnya, rakyat Indonesia telah keliru dalam menggunakan makna "#Save..." tersebut. Tapi, karena hal tersebut adalah sedang ngetren saat ini, maka berlomba-lomba para pendukung untuk membuat tanda "#Save..." walaupun antara kedua belah pihak sama-sama salah. Tapi kesalahan pihak pertama dapat ditutup oleh mengungkapkan kesalahan pihak kedua. Intinya seperti itulah yang kita lihat akhir-akhir ini. #SavePikiranRakyat




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline