Lihat ke Halaman Asli

Mukmin

Jurnalis

LDII Cimahi Silaturrahim dengan Kemenag Bahas Moderasi Beragama

Diperbarui: 7 November 2022   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengurus LDII dan Kemenag Cimahi. Dokpri.

Salah satu upaya menjaga persatuan di Indonesia adalah dengan moderasi beragama sebagai strategi pemersatu bangsa di tengah kemajemukan dan heterogen masyarakat Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Cimahi, DR. H Saepulloh S.Ag., MPdI saat menerima silaturahim DPD LDII Kota Comahi di kantornya, Rabu (2/11/2022). Ia mengajak LDII Kota Cimahi untuk ikut serta merawat moderasi antar umat beragama.

"Bagaimana caranya kita bisa menjaga umat, agar tetap menjaga kerukunan di tempatnya masing-masing sehingga umat nyaman beribadah," kata Saepulloh

Kedatangan pengurus LDII yang terdiri dari Ketua DPD LDII Kota Cimahi Ir. Dwi Hartono, Wakil Ketua H. Andalusia, Sekretaris Fadel Abrori, S.Pi., M.H Bendahara H. Sugiarto SH, dan Ketua Yayasan Baitul Izzah H. Angka Dwi Hadianto disambut langsung oleh DR. H Saepulloh S.Ag., MPdI didampingi Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh Kemenag Kota Cimahi, H. Ahmad Fikri Firdaus, SE., MM.

Dalam kesempatan tersebut Saepulloh mengapresiasi kunjungan silaturahmi LDII. Ia berharap pertemuan ini menjadi jembatan untuk membangun kerukunan umat di Cimahi.

"Kunci moderasi yakni bisa saling menghargai dan tidak saling mencerca, sehingga menjadi kontroversial. Apalagi saat ini terpeleset satu kata bisa menjadi ribut," paparnya.

Saepulloh menyebut, program kerja di kementrian agama menitikberatkan pelaksanaan moderasi beragama agar dapat menghargai pendapat, ibadah dan perbedaan orang lain.

"Ini menunjukkan bahwa negara betul-betul hadir. Tinggal kita bagaimana menerjemahkannya dan mengaplikasikan moderasi ini," tuturnya.

Mantan Kakankemenag Kab. Majalengka ini menjelaskan, ormas Islam memiliki ciri khas masing-masing dalam mengelola organisasi. Ia berharap dinamika yang ada di tubuh organisasi bisa menjadi peluang untuk berinovasi.

"Perbedaan dalam ormas Islam itu selalu ada, baik di MUI, NU, Muhammadiyah, dan lainnya. Jadi bukan hanya di LDII saja. Anggap ini sebagai inovasi dan perbaikan, tantangan yang menjadi sebuah peluang. Biarkan dinamika berkembang," urainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline