Lihat ke Halaman Asli

Mukmin

Jurnalis

LDII dan Kemenkominfo Dorong Literasi Digital Pengguna Internet

Diperbarui: 22 September 2022   16:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Webinar LDII Jawa Tengah. Dokpri.

Banda Aceh - Literasi digital sesuai data pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengalami peningkatan yaitu berada pada indeks 3,49 dari skala 5 pengguna digital. Terlebih lagi, waktu pemakaian internet di Indonesia meningkat tajam dengan rata-rata setiap pengguna mengakses sekitar 8-9 jam per hari daripada rata-rata dunia yang 6 jam per hari.

Peningkatan jumlah pengguna internet yang masif di Indonesia harus setara dengan literasi digital yang memadai. Oleh karenanya, Menkominfo Jhonnya G Plate mendorong terwujudnya talenta digital yang andal dan mumpuni.

"Melalui perpaduan technical skill dan soft skill, akan melahirkan kecakapan digital yang paling dibutuhkan," ujarnya saat berbicara di webinar "Makin Cakap Digital 2022 Kelompok Masyarakat dan Komunitas" hasil kolaborasi Kominfo dan DPW LDII Jawa Tengah, pada Rabu (21/9).

Kecakapan technical skill meliputi artificial intelligence, big data dan cloud computing. "Sedangkan soft skill meliputi critical thinking, communication, collaboration, dan creativity," pungkas Jhonny G Plate.

Ia berharap dengan pembaruan keterampilan tersebut, terlahir sumber daya manusia yang andal, produktif dan berdaya saing. "Ini menjadi kunci utama transformasi digital nasional. Sehingga, kemampuan literasi digital menjadi keniscayaan bagi pengguna internet di Indonesia," ujar Menkominfo Jhonny G Plate.

Senada dengan Kemenkominfo, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan, perlu adanya kolaborasi
beberapa pihak agar tingginya waktu pemakaian internet di Indonesia bisa dibarengi dengan penggunaan yang produktif.

"Eksposur media sosial di Indonesia itu luar biasa. Betapa rawannya orang Indonesia untuk terpengaruh berbagai macam budaya luar ketika literasi rendah," ujarnya.

Beragam budaya dari penjuru dunia memenuhi internet, menurut KH Chriswanto Santoso, tanpa literasi yang memadai dapat mempengaruhi seseorang.
"Sekian persen pengguna ketika informasi salah didapat, itu yang mengkhawatirkan. Rendahnya literasi ini menjadi tantangan serius," katanya.

Sementara itu, Ketua DPW LDII Jawa Tengah, Singgih Tri Sulistiyono juga mengatakan, literasi digital adalah permasalahan mendasar yang dihadapi para pengguna yang tumbuh di tengah perkembangan teknologi internet atau generasi Z.
Kemajuan teknologi mendorong perubahan kebudayaan. Seperti internet of things, artificial intelligence, dan robotik memiliki dampak negatif, yang sering disebut VUCA (volatile, uncertainty, complexity, ambiguity). "Sifatnya volatile, ketidakpastian akibat banyak informasi, kompleks, membingungkan, sulit dipahami atau multitafsir," ungkapnya.

Upaya Sosialisasi Cakap Digital Masyarakat Menyeluruh

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline