Reshuffle kabinet, pergantian menteri baru yang telah diumumkan pada hari Rabu 15 Juni 2022, menjadi sorotan politik, tujuan dari penggunaan hak preogratifnya Presiden.
Menghubungkan dinamika politik yang kontras sedang berkembang. Di masa pemerintahan tahun ketiga, dua tahun menjelang pemilu 2024.
Masuknya ketua umum (ketum) dari Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menjadi Menteri Perdagangan (Mendag) yang baru menggantikan posisi Muhammad Lutfi.
Membuat komposisi kabinet lengkap sudah dari keterwakilan partai politik, selain dari Demokrat dan PKS yang tetap eksis bertahan sebagai partai oposisi (oposan).
Masuknya Zulkifli Hasan ketum PAN menambah deretan nama menteri yang menduduki posisi prestesius jajaran eksekutif, yang langsung diisi oleh ketua umum partai..
Prabowo Subianto (Gerindra), Muhaimin Iskandar (PKB), Airlangga Hartarto (Golkar), Suharso Monoarfa (PPP). Lima ketua umum jadi menteri dalam kabinet Jokowi. Sekarang.
Lantas memunculkan persepsi dan pertanyaan akan itikad sebenarnya dari Reshuffle ketiga kali ini, tujuan dari perombakan kabinet Tabu pahing kemarin.
Reshuffle kali ini mungkin saja langkah catur Jokowi melihat fenomena yang terjadi, menjawab ragam persoalan, dinamika politik, realisasi pembangunan, atau langkah tatktis politik kedepannya.
Pasalnya, sensasional politik jelang pilpres sudah semarak digaungkan, pertemuan para elit mengisyaratkan persiapan kearah itu. Sindir menyindir dan unjuk jari bakal maju dalam bursa kandidat capres.
Selain itu situasi kondisi yang panas, geopolotik dunia yang tegang. Karena perseteruan Rusia dan Ukraina, perang dagang Cina dan Amerika. Isu hangat dunia sekarang menimbulkan rentetan dampak global yang meluas.