Invansi Rusia terhadap Ukraina menuaikan ragam kecaman dunia internasional atas nama kemanusiaan.
Sehingga negara Beruang Merah diharapkan berhenti untuk mengempur Ukraina sesegera mungkin, mengakhiri perperangan dan menempuh jalur diplomasi.
Bahwa perang Rusia dengan Ukraina jelas timpang adanya, perbedaan segi kekuatan keduanya dianggap sangatlah tidak seimbang. Umpama senjata bambu runcing kala Indonesia melawan para. penjajah dahulu.
Dipahami setiap terjadinya perperangan, dimana pun itu? Kedua pihak sudah tentu memahami kerugian besar yang akan terima baik kerugian bersifat materil maupun bersifat nonmateril.
Meski ada yang menang perang, kerugian tetap selalu ada. Menang jadi arang kalah jadi debu.
Terlebih bagi rakyat biasa yang tidak tahu apa-apa pasti selalu menjadi korban dan sasaran senjata-senjata perang yang mematikan.
Maka tak heran setiap adanya perang, kita sepakat untuk menyuarakan suara kemanusiaan, perdamaian. Mengutuk tindakan yang tidak berprikemanusiaan.
Terlepas apakah suku, agama, ras dan antargolongan. Siapapun itu yang menjadi korban, mesti disuarakan.
Konflik Rusia dan Ukraina yang mampu mempengaruhi stabilitas politik dan ekonomi negara-negara di Eropa. Menuakam kecipratan dari situasi panas dingin dari agresi yang dilakukan Rusia.
Perseteruan dua negara ini menciptakan tensi dan sensi geopolitik dunia menjadi terganggu, ancaman perang dunia jilid tiga dan perang dingin episode dua seakan terulang kembali. Yang sungguh dikhawatirkan dunia.