Di antara kita sudah tentu suka dengan namanya hiburan, baik sedang dalam beraktivitas maupun sedang rebahan sambil 'ngemil' diatas tempat tidur, mengisi waktu kosong dengan berbagai hiburan.
Mendengar musik, update berita terkini, membaca novel, atau menonton film yang kita gemari. Atau justru berpiknik ria, bersilaturahim antar sesama, berbincang diselingi kelakar ringan, penghilang rasa penat dari mumetnya pikiran.
Hal sama ini sama juga dengan hal yang bersifat humor yakni tontonan lawakan/komedian. Perasaan terhibur dari aksi para lawakan atas kekonyolan yang mereka lakukan. Mengundang senyum dan membuat kita tertawa terpingkal-pingkal, iya kan.
Membuat orang tertawa dan terhibur adalah bagian dari ibadah loh daripada membuat sampeyan pada marah-marah, dan ngamuk pada kagak jelas. Mendingan membuat orang pada tertawa.
Yups lawakan membuat perasaan lebih presh serta membangun suasana lebih hidup dari dinginnya suasana saat bersua antar sesama.
Bagi dunia seni peran yang dilakoni para seniman (komedian) membuat pemirsa terhibur bisa dibilang tugas penting yang mesti mereka lakukan. Ya bisa dibilang susah-susah mudah.
Pasalnya, banyak kita temui atau saksikan banyak komedian yang kadang tidak lucu, tapi tampak terlalu memaksa diri agar terlihat lucu, sehingga pemirsa menilai, nggak lucu tuh si Anu. Garing banget, dan bla bla...
Jadi membuat lawakan berkelas susah kan? Tidak gampang jadi komedian, iya kan.
Bisa saja seorang pelawak sebenarnya kembali pada 'talenta' bakat yang dimiliki seorang komedian. Jangankan beraksi, diam pun bisa saja membuat kita jadi tersenyum hingga tertawa atas ulah kocaknya.
Sejatinya, jika memang seorang pelawak profesional apapun yang ia lakukan biasanya selalu bisa membuat kita tertawa, pandai nan cerdik memainkan apapun itu diatas panggung.