Novel yang berjudul "Cinta Bersemi Di Seberang Tembok" Karya Bagin (Bahtiar Ginting) terbitan Balai Pustaka, Jakarta. Suatu karya satra yang menarik sekali untuk dibaca.
Deretan Novel yang puluhan tahun yang silam. Pernah kubaca saat masih duduk dibangku sekolah. Hasil baca novel koleksi perpustakaan semasa SMA dulu. Penasaran, akhirnya kucari untuk dibeli, lho. Karena tidak dipinjami penjaga perpus.
Cerita novel yang menarik sampai dengan sekarang, masih serasa samar pada jalan ceritanya. Karya fiksi yang memukau, menggugah rasa dan kaya dengan makna-makna sosial, menurutku.
Cinta Bersemi Di Seberang Tembok novel yang sempat kumiliki, buku bekas di toko loak. Sempat menjadi koleksi pribadi. Dari puluhan novel lainnya. Kisaran 15 novel klasik yang kupunya. Dari para punggawa satra lama.
Namun kini satu persatu raib entah kemana. Hanya ada 5 novel lama yang yang tersisa, novel karya Buya Hamka, Sutan Takdir Alisyabana disertai novel kontemporer karangan Futhut.
Dipinjam teman lalu dimilikinya, mungkin rasa ingin memiliki terlalu tinggi hingga lupa tuk mengembalikan. Akh biarlah...semoga dibaca dan ada manfaatnya titik, teman.
Kali ini penulis mencoba mengulas ulang, review kembali. Tes daya ingat akan jalan cerita novel ini. Sepengetahuan dan seingat akan bacaan yang pernah terbaca lho. Buku yang telah lama hilang ditelan Bumi. Hilang 2008 yang lalu.
Masa Penjajahan, Asal Mula Kebencian Yusuf
Nuansa masa perjuangan, penjajahan. Berlatar daerah Sumatera tepat Sumatera Utara. Yusuf sebagai aktor utama dalam cerita. Putra tunggal dari tiga bersaudara. Anak dari pak Dahlan.
Masa prakemerdekaan masa-masa memprihatinkan. Memaksa penduduk termasuk keluarga Dahlan mesti mengungsi karena situasi tidak memungkinkan untuk bertahan dirumah, masuk hutan ke luar hutan.