Lihat ke Halaman Asli

Ibra Alfaroug

TERVERIFIKASI

Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Status Bleket, Semendo, dan Semendo Rajo-rajo dalam Perkawinan Orang Rejang

Diperbarui: 17 Juli 2021   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sahdieng.blogspot.com

Bleket, Semendo dan Semendo Rajo-Rajo dalam Perkawinan Orang Rejang

Perbedaan tata cara perkawinan atau pernikahan dalam setiap etnis memiliki warna yang berbeda. Lain daerah, lain suku juga lain tata cara yang mereka lakukan, serta pernak-pernik yang menyertainya. Menjadikan ciri khas tersendiri, berakar dalam budaya yang mereka anut.

Dan masih sering dilakukan oleh masyarakat hingga saat ini. Pusaka yang kaya yang diturunkan para tetua/leluhur kepada anak-anak generasi selanjutnya. Untuk tetap melanjutkan tradisi ini, sehingga masih tetap eksis, bertahan walaupun perkembangan zaman terus berubah.

Namanya budaya juga mesti tetap dijaga dan dilestarikan, supaya tidak hilang dipermukaan bumi. Tergerus dari budaya luar, karena budaya adalah ciri khas yang pantas untuk dibanggakan. Dan tidak semua budaya para leluhur berkonotasi kurang baik bagi kehidupan manusia.

Budaya ini selalu memiliki unsur kebaikan, berangkat dari hasil karya monumental mereka mengandung telaah filosofis. Jadi keragaman suku dinegara kita Indonesia dengan ribuan suku mendiami tanah air ini, membuat kita mesti bangga dari bangsa lain, yang mungkin tidak memiliki apa yang kita punya. Dari Sabang hingga Merauke bukti nyata kekayaan budaya Indonesia. Belum lagi dengan kekayaan buminya, bukan.

Salah satunya suku Rejang termasuk bagian dari keragaman budayanya. Yang mungkin belum dikenal atau terkenal dari etnis lain, khususnya kekayaan budaya mereka. Untuk itu pada artikel kali ini penulis mencoba untuk berbagi tentang kebudayaan Rejang, tradisi/adat istiadat yang dianut kepada warga kompasianer.

Khususnya dalam istilah pernikahan/perkawinan orang Rejang. Istilah pernikahan Semendo, Bleket, dan Semendo rajo-rajo.

Bleket

Perkawinan bleket dalam suku Rejang sudah mulai ditinggalkan karena dari sisi hubungan keluarga seakan terputus dengan keluarga sendiri. Dimana sang wanita dilepaskan dari status keluarga asal. Dan menjadi sanak keluarga dari pihak laki-laki sang suami nantinya.

Karena terkesan sang anak wanita dijual oleh keluarganya kepada pihak laki-laki. Sehingga wanita wajib tinggal di kediaman sang suami. Dan sang wanita secara hak tidak berhak lagi menuntut atau memiliki dari keluarga asalnya. Statusnya yang telah terputus.

Namun kondisi ini dapat dikembalikan lagi apabila adanya Jurai. Penyambung tali saudara dengan keluarga asal sang wanita. Yakni adanya turunan (anak/cucu/cicit) menjadi Jurai. Pulang kekampung asal, untuk mempererat/merekat tali persaudaraan yang pernah terputus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline