Ingin Viral, Hati-hati dengan Konten
Arus perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin jauh berkembang pesat dari waktu ke waktu. Setidak mempengaruhi gaya hidup seseorang menuju era tanpa batas dalam akses informasi dan komunikasi. Berkontribusi besar serta berimplikasi negatif pada sisi lain.
Ditandai dengan ragam bentuk media sosial saat ini. Sebuah fakta penting yang tidak dapat ditolak juga musti untuk disyukuri sebagai eksistensi perkembangan zaman ditilik dari azas kebermanfaatan buat kita. Arus informasi diera digital memang zamannya sekarang
Hal ini jelas ada sebuah konsekuensi yang mesti diterima siapapun itu. Bila disikapi secara luwes dalam mengikuti kemajuan, bila tidak dimungkin jauh tertinggal kereta dengan bangsa luar.
Untuk itu dalam tulisan nirfaedah/picisan yang saya aggit ini. Hanya sekedar berbagi, semoga saja dapat dipahami bagi sesama pengguna media sosial. Untuk lebih hati-hati lagi bermain konten yang bisa menjebak ke arah yang kurang baik, baik secara pribadi maupun bagi orang lain. Atas perilaku bermedia sosial.
Namun tidak cerdik dalam artian bijak dalam bersosialita di media sosial kerap mendatangkan permasalahan yang tidak main-main. Menimbulkan dampak lain secara luas yakni menjadi konsumsi publik, yakni gagal paham dengan unggahan postingan. Lebih buruknya lagi bagi publik yang memiliki pemahaman yang salah tentang menyikapi konten.
Maraknya seliweran konten yang bertujuan hanya mendapatkan keuntungan semata, memiliki kepentingan tertentu. Lupa melihat sisi dampak yang akan ditimbulkan. Terlepas karena sensasi, viral, pansos, popularitas, atau mengejar view/sucribe, pollower dan endorse. Berakibat kurang baik bagi orang lain.
Seperti memuatkan unsur "SARA" pada konten. Benih pemicu/pemantik polemik dalam skala luas. Asyik bermain ranah sensitif yang rentan berbahaya baik pribadinya sendiri maupun bagi masyarakat secara luas, akibat konten yang disajikan secara vulgar tanpa melihat kaidah/norma yang ada.
Sudah barang tentu keriskanan isu sensitif bila diupload/dishare sepatutnya dapat dijauhi, dihindari, bahkan ditinggalkan ke hal yang baik-baik saja, yakni lebih kekonteks manfaat. Pasalnya telah banyak terjadi karena postingan menuai bentuk persoalan serius bagi salah menggunakan media sosial.
Untuk itu mari kita membangun sebuah kesadaran bermedia sosial dengan azas berbagi manfaat, hiburan, persaudaraan. Itupun jika mau jadi joki teknologi, jika mo ya karepmu. Korban dari teknologi seperti lirik lagu band Rock Power Metal.
Bijak Bermedia Sosial