Merujuk pada kata sopir mabok, yang erat dihubungkan dengan orang-orang yang mengkonsumsi minuman berakohol, narkotika dan zat adiktif, sehingga membuat lupa diri, berbicara ngawur, bahkan cenderung bertindak di luar kelaziman.
Awalnya hanya untuk penambah stamina, sampai dengan 'teler' mabok. Namun, mabok tidak juga bisa diasumsikan dengan para peminum, bahkan orang yang tidak minum pun bisa mabok. Dengan indikator yang berbeda dalam memicu untuk mabok.
Seperti penumpang mabok di perjalanan saat berpergian, itu pun kerap terjadi. Bahkan, mungkin kita juga pernah mengalami kejadian itu. Perut terasa mules, kepala terasa pusing, dan muntah-muntah di dalam kendaraan.
Tapi, dalam hal ini saya mencoba menghubungkan dengan istilah sopir mabok dalam kerangka yang berbeda, yaitu dengan kehidupan yang diamati pada masyarakat. Khususnya pada kata 'kepemimpinan'.
Istilah kepemimpinan, mutlak dengan hal pemimpin, yang dipimpin dan orang-orang yang dipimpin. Mungkin sangatlah lucu, jika pemimpin tidak jelas apa yang dipimpin atau tidak memiliki orang-orang dipimpin, kan?
Dalam hal ini apabila dikaitkan dengan pola kepemimpinan yang erat dengan sebuah kebijakan. Ada beberapa catatan miring berdasarkan versiku, bahwa keharusan sang pemimpin dalam memimpin adalah membuat manajemen yang efektif dan efisien. Sehingga yang dipimpin jelas kemana arah dan tujuannya.
Kalau merujuk dari bahasa manajemen berasal kata manajemen dari bahasa Inggris "To Manage' yang berarti mengurus atau mengelola. Jadi manajemen mengandung suatu arti kegiatan yang bersifat tata kelola.
Bila diperdalam secara bahasa tersebut maka akan muncul sebuah pertanyaan, Mengapa? Karena dalam tujuan kita membutuhkan pola untuk mewujudkannya. Pola itu sendiri adalah manajemen.
Dalam mencapai tujuan. Manajemen terdiri dari beberapa unsur. Yaitu rencana, pengorganisian, arahan, koordinasi, dan kontrol.
Kalau dalam hirarki ada tiga tingkatan; hight clas, midle clas dan lower clas.
Berdasarkan 3 tingkatan tersebut. Maka, dapat digambarkan seperti piramida Mesir. Semakin keatas semakin runcing begitupun sebaliknya semakin ke bawah semakin melebar.
Ditilik berdasarkan posisi berarti semakin keatas semakin dikit tidak sembarang orang yang menduduki posisi tersebut. Begitu kalau bawah semakin besar karena inilah yang dipimpin, dengan bermacam latar belakang.