Lihat ke Halaman Asli

Ibra Alfaroug

TERVERIFIKASI

Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Hijrah dari Membaca ke Menulis

Diperbarui: 4 Juli 2019   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.Com

Tulislah apa yang kamu kerjakan. Dan kerjakan Apa yang kamu tuliskan, (Anymous)

Menulis menurut sebagian orang itu susah. Tidak semudah dalam berujar yang gampang bila diucapkan. Ketika berbicara mungkin sangat kental teori, analisis bahkan opini kita sebutkan. Tapi, berbeda jika ujaran tersebut kita rangkai dalam tulisan. Munculah berbagai kesulitan. Darimana memulai, apa yang dulu harus ditulis. Bahkan kesulitan menentukan topik apa yang akan dibahas.

Permasalahan ini juga kerap menjadi indikasi mengapa sebagian kita tidak suka dalam menulis? Masalah permasalahan yang lazim di alami buat pemula untuk memulai. Karena banyak di antara penulis profesional juga mengalami hal tersebut pada awalnya.

Saya secara pribadi juga masih mengalami prihal itu. Sebagai penulis pemula yang masih bau kencur. Banyak kurang dari lebihnya. Pada awalnya tidak suka bahkan sangat tidak suka menulis. Termasuk dalam membaca. Kalau pun membaca harus memilah-milih buku mana yang harus dibaca sesuai selera. Hanya suka berucap.

Untungnya ada seseorang yang kuanggap sebagai guru privat, senior dalam organisasi dan teman yang kukagumi. Berpenampilan apa adanya bukan ada apanya, tapi dengan segala hormat kuucapkan terimakasih sebesar-besarnya. Yang telah mensupport dan tauladan untuk menulis. Sekaligus memacu untuk sering membaca.

"Maaf sebelumnya nama bapak tidak kusebutkan dalam tulisan ini, supaya terjaga siapa Bapak, yang jelas Bapak ada di kompasiana ini. Dan bapak tidak suka namanya untuk dicatut".

Hijrah dari Membaca ke Menulis

Perkembangan berbagai media sosial yang terjadi pada saat ini seakan memberikan ruang untuk dunia tulis menulis. Saatnya berhijrah dari konten-konten yang tidak bermanfaat. Menuju dunia literasi di tanah air.

Kebiasaan membaca memiliki potensi yang besar untuk menjadi penulis handal. Dengan membaca banyak sumber-sumber positif yang didapati. Menjadi  amunisi penting seorang penulis dalam merangkai kata-kata.

Menariknya, terkadang kebiasaan baik ini tidak di eksplor menjadi sebuah tulisan. Mengapa? Berbagai faktor menjadi sebuah kendala. Masalah waktu, ciut untuk memulai, kurang minat, dan berbagai faktor lain.

Dalam hal ini ada beberapa asumsi yang sering kita dengar. Khususnya rendahnya untuk memulai menulis;

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline