Lihat ke Halaman Asli

Ibra Alfaroug

TERVERIFIKASI

Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

"Tuan Direktur" karya Buya Hamka, Falsafah Kebahagian dan Ketenangan Jiwa

Diperbarui: 10 April 2019   09:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrated by; gemainsani.co.id

"Banyak orang yang tidak kaya, tetapi rohnya kaya dengan akhlak yang baik. Hanya saja, kemiskinan menutup rupannya dihadapan orang banyak. Orang yang beruang, menutup kebusukannya dengan bermacam upaya; dan ikan-ikan di dalam kolam, yaitu orang-orang yang pandai bertanam tebu di bibir, karena mengharapkan uang, ia pun ikut menolong menutupi aib orang yang dijilatnya". (Buya Hamka)

Dalam Novel "Tuan Direktur" karya Buya Hamka sangat penuh dengan hikmah dalam mengarungi sebuah kehidupan. Dan dapat dijadikan pembelajaran kepada pembaca yang lebih mengutamakan materi  untuk mengejar sebuah value dari manusia, tapi melupakan sisi Spiritual dan Humanis. 

Berbagai Tipe karakter manusia dipaparkan dalam novel ini. Baik manusia yang serakah, penjilat, sombong, tukang puji, gila hormat, ahli tahayul, bahkan pribadi manusia yang baik yang dapat dijadikan teladan dalam mengarungi kehidupan. Terkadang kehidupan tidak selalu seiring dengan keinginan, penuh onak dan berliku.

Cerita Tuan Direktur dikupas dengan racikan syarat akan sebuah arti. Dengan mengangkat sebuah cerita antara karyawan dan majikan, antara kaya dan miskin, persahabatan, jiwa entrepreneur, kegelisahan hati dan ketenangan jiwa. Bahwa ketenagan jiwa bukan diukur dengan sebuah materi untuk mencapai sebuah hakikat "Kebahagiaan" tapi, jiwa yang merdeka dari rasa yang membebani diri kita.

"Uang Ialah barang singgah yang entah ia pergi lebih dulu dari kita dan meninggalkan kita dengan tidak memilki uang seperti orang miskin. Atau kita yang telebih dahulu meninggalkannya dan ia pindah ketangan orang lain. Lalu, kita kembali ke akhirat dengan sehelain kain kafan. Namun,  apabila kita telah kaya, biarlah ia datang dan pergi sehari sekali, duduk kita tidak akan tergoncang dan berdiri kita tidak akan condong. Sebab, hati kita telah kaya". (Buya Hamka)

Dalam ceritanya didominasi dengan dua orang antara Jazuli dengan Pak Yasin. selain nama lain seperti Fauzi, Margono, Aminah, Kadri, Haji Salmin, Haji Nawawi, Karto dan aktor-aktor lainnya. Karya Buya Hamka ini memaparkan dengan jalan cerita sangat apik, apalagi pertententangan antara Jazuli sang tuan direktur dengan Pak Yasin. 

Khususnya permasalahan sengketa tanah pak Yasin yang akan digusur untuk pengembangan bisnis Jazuli. Berbagai cara dilakukan, tapi tidak berhasil.  Untuk itu menjadi pertanyaan bagaimana pak Yasin mempertahankannya.

Sepenggal Cerita Tuan Direktur

Tuan Jazuli

Surabaya adalah kota yang maju  dengan geliat ekonomi sangat menggiurkan. Kapal dagang dari Hongkong, Kobe dan Amerika Serikat senatiasa  melawati Surabaya sebagai transit perdagangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline