Lihat ke Halaman Asli

Ibra Alfaroug

TERVERIFIKASI

Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Puisi | Bisikan Alam Penuh Dendam Membara

Diperbarui: 12 Maret 2019   17:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrated By; Pixabay.com

Tetumbuhan berisik, berbisik dalam cara mereka. Bercerita jasa yang tak terbalas. Amanah yang tak dilaksanakan. Manfaat tak dipertimbangan. Perjanjian saling menguntungkan tlah dilupakan. Oleh keserakahan akan dunia.

Tika tempat berdiri tlah luluh lantak. Terbakar! Kawanan tumbang dihantam gerigi besi yang meraung-raung. Dari Eksplorasi pertambangan. Dan perluasan lahan sang ber-uang.

Dendam kesumat membara, berkobar tuk berperang. Menunggu terompet tanda kuasaNya. Dari kesewenangan dan kezhaliman. Menuntut atau membalas!

Inilah cerita pohon, kata singa sang raja rimba. Ketakutan tlah melanda. Handai tolan menjadi langka. Bahkan, punah! Tika tempat berlindung rusak tak terjaga. Rusak sebiji hancurlah sebelanga.

Hahaha, mereka tak tau diuntungkan. Tak punya malu. Tak bisa berterimakasih. Tak secerdas dibayangkan. KemuliaanNya tak bisa digunakan.

Membunuh anak sendiri, memakan teman sendiri, menjual harga diri, keyakinan dikebiri, aturan diperjual beli. Itulah mereka!

Apakah mereka tahu? Akan banjir, kekeringan, sumber air bersih, oksigen yang dihirup, efek rumah kaca, lapisan ozon yang menipis! Mungkin tidak. Jika tahu, mestinya berfikir tuk masa depan anak cucunya.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline