Lihat ke Halaman Asli

Manchester City Masih Terpuruk, Kekalahan di Anfield Menambah Luka

Diperbarui: 2 Desember 2024   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manchester City Masih Terpuruk, Kekalahan di Anfield Menambah Luka. Foto: Rex Features

MANCHESTER City tampaknya belum berhasil keluar dari masa sulit. Kekalahan 2-0 dari Liverpool di Anfield, Minggu (1/12) malam WIB, menambah panjang daftar hasil buruk dalam lima pertandingan terakhir. Dari lima laga tersebut, City hanya mampu meraih satu hasil imbang, sementara empat lainnya berakhir dengan kekalahan.  

Laga kontra Liverpool menjadi bukti bahwa City masih belum mampu memperbaiki performanya. Meski menguasai 57% penguasaan bola sepanjang pertandingan, efektivitas serangan City masih jauh dari harapan.

Dari delapan percobaan tembakan yang dilepaskan, hanya dua yang tepat sasaran. Statistik ini menunjukan lemahnya lini depan dalam menciptakan peluang yang berbahaya.    

Manchester City kini menduduki peringkat keempat klasemen sementara Premier League dengan raihan 23 poin dari 13 pertandingan. Mereka tertinggal 11 poin dari Liverpool, yang berada di puncak klasemen dengan koleksi 34 poin dari jumlah pertandingan yang sama. Dengan selisih yang cukup signifikan ini, peluang Manchester City untuk mengejar Liverpool dalam waktu dekat menjadi sangat kecil, meskipun kompetisi masih panjang.

Kekalan dari Liverpool ini menuai sorotan dan memperburuk posisi mereka di klasemen. Namun, Pep Guardiola, menunjukkan sikap tenang dalam menanggapi hasil tersebut. Di luar dugaan, saat berjalan keluar dari stadion, Guardiola dengan santai mengangkat enam jarinya di hadapan pendukung Liverpool, sebuah gestur yang mengacu pada enam gelar Premier League yang telah diraih Manchester City sepanjang sejarah.

Tindakan Guardiola ini memicu berbagai reaksi dari publik. Beberapa menganggapnya sebagai upaya untuk mengingatkan bahwa Manchester City tetap menjadi salah satu tim tersukses di Premier League, sementara yang lain melihatnya sebagai bentuk sindiran kepada Liverpool, yang baru meraih satu gelar Premier League sejak format liga berubah pada 1992.

Pep Guardiola juga mengungkapkan dirinya merasa para pendukung tim lawan sering menginginkan dirinya dipecat. Ia menyebut salah satu contoh saat fans Brighton meneriakkan dirinya layak dipecat dari kursi kepelatihan. Guardiola, yang sudah terbiasa dengan tekanan semacam ini, menanggapinya dengan tenang dan menganggapnya sebagai bagian dari dinamika dalam dunia sepak bola.

Meski Manchester City belakangan mengalami serangkaian hasil negatif, Guardiola tetap menunjukkan sikap optimis. Ia percaya bahwa timnya memiliki kapasitas untuk bangkit dan membalikkan situasi.

Pep Guardiola perlu segera mencari solusi untuk mengembalikan performa tim. Masalah efektivitas serangan dan koordinasi lini belakang yang rentan dieksploitasi lawan menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Jika tidak segera bangkit, peluang Manchester City untuk bersaing di puncak klasemen musim ini akan semakin sulit.  

Pada pertandingan selanjutnya, Manchester City akan menghadapi tantangan berat. Mereka dijadwalkan bertandang ke markas Juventus dalam ajang Liga Champions. Selain itu, di Liga Inggris, mereka juga harus bersiap untuk menghadapi dua lawan tangguh, yaitu Manchester United, serta Aston Villa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline