Film Pimpinero: Blood and Oil ini mengangkat cerita menegangkan tentang Juan, seorang penyelundup bahan bakar bensin dari Venezuela ke Kolombia. Bersama kekasihnya, Diana, dan saudaranya, Ulises, mereka menjalani kehidupan berbahaya sebagai penyelundup di daerah perbatasan.
Pada tahun 2012, Venezuela menjadi negara dengan harga bahan bakar termurah di dunia. Namun, di Kolombia, harga bensin yang sama bisa mencapai 50 kali lipat. Hal ini membuat penyelundupan bensin menjadi bisnis yang menggiurkan, meskipun penuh risiko.
Juan, Diana, dan Ulises sering kali konvoi dengan mobil-mobil yang penuh muatan bensin. Mereka menempuh jalur yang sudah ditentukan, melewati pos-pos polisi korup yang selalu meminta uang sogokan. Namun, suatu hari, Juan memutuskan untuk keluar dari jalur utama karena menolak membayar polisi korup. Keputusan ini menjadi awal dari mimpi buruknya.
Juan tertangkap dan dijebloskan ke penjara. Mendengar kabar ini, Diana segera meminta bantuan Ulises. Mereka menghubungi Don Carmelo, seorang pemain besar yang memiliki koneksi kuat dengan pihak kepolisian. Don Carmelo berhasil membebaskan Juan, tetapi kebebasan itu datang dengan harga yang mahal, Juan harus setuju membawa imigran wanita dari Venezuela untuk dipaksa bekerja di rumah bordir milik Don Carmelo.
Juan, yang tidak mengetahui kesepakatan ini, terpaksa ikut serta dalam pengiriman pertama wanita-wanita imigran tersebut. Namun, di tengah perjalanan, Juan keluar dari konvoi dan berhenti untuk menelepon seseorang. Ulises, yang menyadari tindakan Juan, segera memutar balik kendaraannya.
Ketegangan memuncak ketika mereka bertemu. Juan menolak melanjutkan perjalanan, terutama setelah mengetahui bahwa salah satu wanita yang dibawanya masih di bawah umur. Ulises mengingatkan Juan tentang hutang budi kepada Don Carmelo. Perdebatan panas terjadi, hingga tiba-tiba sebuah mobil lain mendekat. Setelah itu, terdengar kabar Juan tewas akibat mobil yang dibawanya terbakar akibat kecelakaan.
Berita kematian Juan membuat Diana hancur. Ia semakin curiga saat Ulises menolak membawanya ke lokasi kecelakaan. Diana pun mencari informasi dari salah satu anggota konvoi yang ikut dalam perjalanan terakhir Juan. Dengan informasi tersebut, ia menuju lokasi kejadian. Di sana, ia menemukan mobil Juan yang hangus terbakar dan selongsong peluru di dekatnya.
Diana kembali menemui Ulises dan menunjukkan selongsong peluru itu, menuntut jawaban. Ulises terlihat gugup dan tidak memberikan penjelasan yang jelas. Ketegangan meningkat saat Diana menodongkan pistol ke arah Ulises. Namun, sebelum ia mendapatkan jawaban, dua orang pria, Miguel dan rekannya, menyergap Diana.
Diana dibawa ke tempat terpencil, tetapi sebelum pria-pria itu sempat melukai Diana lebih jauh, tembakan bertubi-tubi datang dari arah yang tak terduga. Warga setempat, yang mengenali Diana, datang menyelamatkannya. Diana dibawa ke tempat aman, tetapi ia tidak menyerah untuk mencari kebenaran.
Dalam penyamarannya sebagai salah satu wanita imigran, Diana berhasil menyusup ke rumah bordir milik Don Carmelo. Di sana, ia bertemu dengan seorang wanita muda yang pernah dibawa oleh Juan. Wanita itu menceritakan niat baik Juan yang ingin melindunginya, hingga akhirnya terjadi konflik hebat antara Juan dan Ulises. Dalam pertengkaran itu, Ulises kehilangan kendali dan menembak mati Juan.