Lihat ke Halaman Asli

Refleksi 19 Tahun Tsunami Aceh

Diperbarui: 26 Desember 2023   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: AP/Dita Alangkara.

Pada hari ini, tanggal 26 Desember, kita mengenang peristiwa tragis gempa dan tsunami Aceh yang telah berlalu selama 19 tahun. Ingatan kita sejenak kembali pada saat-saat sulit itu, di mana bencana terbesar abad ke-21 mengguncang dengan kekuatan dan kepedihan yang tak terlupakan.

Gempa dahsyat dengan kekuatan 9,3 SR pada tahun 2004 tersebut memicu gelombang tsunami yang melanda wilayah pantai Aceh dan sejumlah negara di Asia Tenggara hingga Asia Selatan.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana tersebut menyebabkan 173.741 penduduk Aceh meninggal dunia dan 116.368 lainnya tak diketahui keberadaannya.

Gempa dan tsunami menyebabkan ribuan rumah dan bangunan rusak, bahkan hilang tersapu ombak besar. Hampir setengah juta penduduk Aceh mengungsi.

Setelah 19 tahun berlalu, alhamdulillah, Aceh berhasil bangkit dalam berbagai aspek kehidupan. Aktivitas masyarakat, termasuk ekonomi, sosial, dan pendidikan, sudah pulih kembali.

Banda Aceh dan beberapa daerah yang dulu terkena dampak tsunami kini sudah mengalami perbaikan. Tentu saja, rasa trauma masih terasa dan tidak bisa hilang begitu saja dari ingatan warga yang kehilangan keluarga dan harta benda. Namun, peringatan 19 tahun gempa dan tsunami Aceh seharusnya tidak hanya menjadi acara seremonial atau terbatas pada wilayah paling utara Sumatera itu saja.

Momentum ini seharusnya diambil lebih luas sebagai momen untuk merenung bahwa bencana tidak hanya terbatas pada gempa dan tsunami, tetapi dapat terjadi di sekitar kita setiap saat.
Ancaman tersebut tidak hanya terjadi di Aceh, tetapi juga di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang hingga Merauke. Merenungkan hal ini sangat penting karena Indonesia berada di daerah yang paling rentan terhadap bencana.

Berdasarkan survei United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR) terhadap 265 negara di dunia, Indonesia merupakan negara paling rentan terhadap gempa dan tsunami.

Potensi gempa di Tanah Air bahkan 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat. Menurut perhitungan lembaga PBB tersebut, kerentanan terhadap bencana tersebut mengancam lebih dari lima juta warga.

Ternyata, hal ini dipengaruhi oleh letak geografis Indonesia yang berada di pertemuan empat lempeng tektonik: lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik. Di sebelah selatan dan timur Indonesia, ada sabuk vulkanik yang melintasi Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline