Lihat ke Halaman Asli

Rimbun Tanpa Buah

Diperbarui: 14 April 2016   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang-orang yang berilmu kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut (bagi orang lain) akan lebih baik dari seribu orang yang beribadah atau ahli ibadah. (H.R Ad-Dailami)

Seorang yang memiliki segudang Ilmu tanpa mengamalkannya apalagi tuk mengajarkan dengan alasana ilmu itu mahal harganya untuk mendapatkannya, menurut saya itu lebih buruk dari pohon yang rimbun nan rindang tanpa buah. Negeri ini saya kira gak kekurangan orang pintar tapi sayang kepintaran mereka bukannya diajarkan agar ilmu yang ia peroleh lebih bermanfaat malah disalahgunakan untuk perlindungan dari segala tindak kejahatan.

Aneh dan ironis memang terdengar, tetapi inilah negeriku!.. kenyataan yang harus keterima meski disudut dan ditengah kota tidak jarang ketemui tulisan " kota ber-Akhlakul Karimah" tetapi kenyataannya lebih kepada slogan semata.

Sekali lagi ilmu sangat penting, tidak sedikit yang memberikan perumpaan tentang ilmu misalnya ilmu lebih bermanfaat dari harta karena ilmu yang akan menjaga kita sebaliknya kita yang akan menjaga dan melindungi harta tersebut. Bahkan dalam beribadah sekalipun (shalat) bukan yang lebih tua dan pengalaman segudang yang akan menjadi imam melainkan orang yang memiliki ilmu dan pengetahuan.

Ilmu itu memang mahal bahkan bisa dikatakan sangat mahal harga yang harus dibayar mulai dari tingkat TK,SD, SMP, SMU, S1...Prof, Mengetahui begitu mahalnya harga yang anda tebus lantas kamu melakukan kecurangan dimuka bumi ini dengan ilmu yang kamu miliki, Hanya kamu dan tuhanlah yang mengetahui tentang niat baik dan buruk yang ada dalam hatimu saat sekarang.

Pohon yang sudah berumur bertahun tahun lamanya memiliki dahan, ranting serta daun yang lebat dan hijau sekalipun tidak pernah menghasilkan buah untuk memberikan manfaat lebih kepada manusia maunpun untuk pohon itu sendiri (cadangan makanan) ia tidak pernah protes kepada penciptanya karena merasa asing dengan pohon yang lainnya. yang lebih penting pohon tersebut ,meski tidak menghasilkan buah disisi lain ia telah memberikan manfaat labih daripada itu yakni sebagai perlindungan dari sengatan matahari, penahaan air dalam tanah untuk mencegah banjir dan erosi, satu hal lagi pohon merupakan penghasil udara segar dimalam hari yang kita hirup secara gratis tanpa batas.

Berkaca dari hal diatas sungguh bertolak belakang rasanya dengan orang orang yang diberikan kelebihan sama tuhan, mereka yang memiliki ilmu dan power cendrung menyalahgunakannya untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya, tuhan memberikan kelebihan kepada mereka sejatinya untuk memberikan manfaat kepada orang banyak bukan mudharat seperti saat sekarang lihat. Kita ambil contoh sederhan Prof X sedang menangani masalah clientnya, secara kasat mata dan hati nurani jelas-jelas clientnya salah tetapi dengan alasan praduga tak bersalah sekuat tenaga dan pikiran-pun ia kerahkan untuk memenangkan perkara tersebut dan tidak jarang transaksi dibawah meja terjadi yang pada akhirnya perkarapun ia menangkan. Dengan bangganya ia telah memenangkan perkara yang ia tangani meski menghalalkan segala cara.

Ilmu yang tidak bermanfaat untuk orang lain bahkan lebih cendrung mendatangkat mudharat kelak akan diminta pertanggungjawabannya, itu janji allah.

Mencari celah dan lobang untuk meloloskan kejahatan sudah lumrah terjadi namun bukan berarti  kamu lolos selamanya, didunia kamu bisa lolos tapi tidak diakhirat.

jadilah seperti pohon yang seumur hidupnya memberikan manfaat kepada manusia tanpa sekalipun ia minta imbalan.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline