Lihat ke Halaman Asli

Keketuaan Indonesia sebagai Lokomotif Pertumbuhan dan Stabilitas Kawasan

Diperbarui: 15 April 2023   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

ASEAN DI TENGAH PERGUMULAN POLITIK DAN EKONOMI: keketuaan Indonesia sebagai Lokomotif Pertumbuhan dan Stabilitas di Kawasan

ASEAN dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand oleh lima negara pendiri, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Terdapat sejumlah tokoh penting dari utusan setiap negara yang ikut terlibat dalam proses pembentukan ASEAN, seperti Menteri Luar Negeri Adam Malik dari Indonesia, Menteri Luar Negeri Tun Abdul Razak dari Malaysia, Menteri Luar Negeri Narciso Ramos dari Filipina, Perdana Menteri Lee Kuan Yew dari Singapura, dan Menteri Luar Negeri Thanat Khoman dari Thailand.

Pendirian ASEAN dilatar belakangi oleh keinginan untuk meningkatkan kerja sama dan solidaritas di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara, guna memperkuat posisi politik, ekonomi, dan sosial budaya di tingkat regional maupun internasional. Selain itu, ASEAN juga memiliki tujuan-tujuan lain, seperti menciptakan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara, mempromosikan perdagangan dan investasi yang adil, memperkuat kesejahteraan sosial, dan menjaga keamanan regional.

Jumlah negara anggota ASEAN saat ini adalah sepuluh negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Jumlah negara anggota ASEAN ini telah bertambah sejak pembentukan organisasi pada tahun 1967, di mana awalnya hanya ada lima negara pendiri ASEAN.

KTT ASEAN diselenggarakan pada tanggal 09 s.d 11 Mei 2023 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Dan  Indonesia dipercaya untuk memegang keketuaan ASEAN atau ASEAN Chairmanship 2023 melanjutkan estafet kamboja. Indonesia dipilih karena dianggap telah memiliki peran penting dalam ASEAN dan kancah internasional. Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara yang memiliki kekuatan ekonomi, sosial budaya, dan politik di kawasan Asia Tenggara. Indonesia juga merupakan salah satu negara pendiri ASEAN dan telah lama berperan aktif dalam memajukan organisasi tersebut.

Selain itu, Indonesia memiliki pengalaman yang cukup baik dalam memimpin dan mengemban tugas-tugas penting di organisasi internasional. Hal ini terbukti dari kesuksesan Indonesia dalam memegang Presidensi G20 pada tahun 2022, di mana Indonesia berhasil mengambil peran penting dalam memajukan isu-isu global, termasuk dalam meningkatkan akses vaksin COVID-19 di negara-negara berkembang.

Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 akan dihadapkan pada berbagai pergumulan di bidang politik dan keamanan, seperti perkembangan rivalitas politik antara AS dan RRT, pembentukan kerja sama keamanan  Quadrilateral Security Dialogue (QUAD) antara antara AS, Australia, India, dan Jepang dan pembentukan pakta pertahanan AUKUS antara AS, Australia, dan Inggris

serta ketegangan di Laut cina Selatan (LCS)  dan situasi krisis pasca-pengambilalihan kekuatan oleh militer di Myanmar. Namun, Indonesia diharapkan dapat meminimalkan dampak dari situasi tersebut dan menjalin kerja sama dengan semua pihak sebagai kawasan yang relatif netral dan tidak berafiliasi pada satu kekuatan blok tertentu. Keketuaan Indonesia juga diharapkan mampu membawa ASEAN menjadi organisasi yang lebih efektif dan memiliki peran yang lebih besar sebagai lokomotif stabilitas dan kesejahteraan di kawasan pada berbagai isu, seperti perubahan iklim, keamanan siber, ekonomi digital, dan gangguan rantai pasokan regional.

Di sisi lain, prospek pasar tenaga kerja di kawasan mulai menunjukkan tren pemulihan pada tahun 2022 dan diperkirakan akan berlanjut pada tahun 2023. Hal ini didukung oleh angka vaksinasi COVID-19 yang mencapai 72 persen pada penduduk ASEAN per 1 Maret 2022, serta restriksi pelonggaran dan pembukaan perbatasan antarnegara yang dapat meningkatkan mobilitas masyarakat dan memulai kembali program people-to-people di ASEAN. Dengan demikian, kondisi-kondisi ini dapat menjadi pendorong utama program pemulihan ekonomi di kawasan agar dapat kembali stabil dan bahkan melampaui angka-angka indikator pertumbuhan ekonomi yang sehat. Di tengah situasi global yang semakin kompleks, ASEAN perlu menjaga netralitasnya dan memperkuat posisinya sebagai kekuatan yang dapat memperjuangkan kepentingan dan nilai-nilai ASEAN di dunia internasional.

Dalam KTT ASEAN 2023, keketuaan Indonesia diharapkan dapat memperkuat kerja sama ASEAN dalam berbagai bidang dan membawa ASEAN ke level yang lebih tinggi sebagai episentrum pertumbuhan dunia dan kawasan yang [a1] damai. Dengan demikian, ASEAN dapat terus memainkannya sebagai lokomotif perdamaian dan kesejahteraan di kawasan Asia Tenggara dan di dunia internasional.

Keketuaan Indonesia di KKT ASEAN 2023 di bawah kepemimpinan Indonesia akan dihadapkan pada berbagai pergumulan di bidang politik dan keamanan, namun diharapkan dapat meminimalkan dampak dari situasi tersebut dan menjalin kerja sama dengan semua pihak sebagai kawasan yang relatif netral dan tidak berafiliasi pada satu kekuatan blok tertentu, serta memperkuat kerja sama ASEAN dalam berbagai bidang dan membawa ASEAN ke level yang lebih tinggi sebagai episentrum pertumbuhan dunia dan kawasan yang damai, sehingga ASEAN dapat terus memainkan peran sebagai lokomotif perdamaian dan kesejahteraan di kawasan Asia Tenggara dan di dunia internasional.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline