Oleh: Mukhtar Habib
Pagi adalah harapan dari seribu cita
Membangun cicilan bangunan prasasti dari cinta akan kebahagian
Sejenak terhenti dari nestapa paguyuban kertas yang bernilai itu
Satu persatu langkah terlewati, namun kunjung juga selesai
Tadi telah berlalu senja, kini malam pun tiba
Begitulah seterusnya menanti pagi, meski bimbang akan sampai
Cahaya itu, merangsang hasrat ku, temui harapan menggapai angan dan cita
Sebaliknya ketika gelap telah tiba, hasrat ku malah berubah
Pena itu tak tajam dikala gelap, namun bintanglah yang membuatku senang