Oleh: Mukhtar Habib
Nuansa pagi ditemani hujan rintik tak beriak di atap seng
Satu persatu turun tak berima, tapi terdengar berirama
Berkala kelabu pandang mata buram ke atas
Bagai abu-abu dan hitam, sejiwa tapi tak selaras
Sarasvati kata yang melintas di saat itu, namun tak bermakna
Gugah indera paksa masuk dimensi pagi
Bulatan kuning yang selalu ku gambar 25 tahun lalu tak muncul
Begitu juga angka tiga yang memutar ke kiri itu , kicaunya pun tak ada
Seingat dulu Januari bulan panas