Oleh: Mukhtar Habib
Kembali berdiri pada seisi hati
Melayang pada dimensi jutaan warna
Tergagas dan terlatih dalam satu ruang harian
Di sana Dia bukanlah aktor dalam impian para putri
Firasat selusuh mimpi yang mustahil bagi ku
Anatomi kepala ku berkata begitu, namun tidak hati ku
Hampir saja separuh jiwanya terbelah dua
Terdiagnosa mati sebelah, satu mawar dan satunya lagi melati
Sering pendengaran ku sering kabur