Lihat ke Halaman Asli

Perasaan Mempengaruhi Sebuah Persepsi

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Perasaan Mempengaruhi Sebuah Persepsi

Persepsi muncul dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya faktor eksternal ataupun internal. Namun disini saya akan mengulas lebih dalam faktor internal yang mempengaruhi persepsi yakni kondisi perasaan seseorang. Banyak kita ketahui terdapat fenomena yang menyatakan perasaan pun bisa mempengaruhi persepsi seseorang, untuk lebih memahami pembahasan ini saya akan memberi contoh kongkritnya.

Misal: ketika kita mempunyai perasaan kepada seseorang maka kita akan lebih pekah dengan keadaan yang ada dalam sekitarnya. Bukan Cuma itu saja atensi kita terhadap seseorang yang kita sukai pun jauh lebih maksimal dibanding atensi kita terhadap orang-orang yang memang kita anggap bukan spesial. Selanjutnya dari situ kita bisa melihat betapa banyak persepsi yang akan muncul ketika kita melihat seseorang yang kita suka bersamaan atau bersanding dengan cewek lain meskipun itu tujuannya untuk membahas sebuah mata kuliah yang belum bisa difahami atau yang istilahnya sekedar ‘sharing’. Melihat adanya seseorang yang kita suka itu seperti yang djelaskan diatas maka kita akan persepsi bahwasanya orang yang kita suka telah PDKT dengan si cewek, atau memang cowok ini kurang baik yang suka gonta ganti cewek, atau pun yang lain tersebut. Betul bukan?? Na… disitulah maka bisa kita lihat bagaimana besar pengruh keadaan perasaan itu terhadap persepsi kita.

Bandingkan saja dengan contoh kedua, misal saya tidak mempunyai perasaan kepada seseorang yang bernama Abil apakah persepsi dalam contoh pertama itu akan terjadi???? Tidak bukan? Ketika saya melihat Abil bersamaan dengan cewek entah berjalan berdua, becanda bersama ataupun yang lain maka persepsi saya pun akan biasa saja dan kemungkinan persepsi saya sama dengan persepsi orang lain yang memang mereka berdua sedang sharing”, bahkan bukan hanya itu saja ketika saya melihat sebuah gerumunan orang yang memang kebetulan hanya di dapati 1 cowok saja dan itu si Abil, dengan kondisi yang memang bukan menitipkan perasaan (suka) kepada dia persepsi saya pun akan menggangap bahwasanya Abil ini sedang berdiskusi dengan teman-teman untuk mempersiapkan presentasi minggu depan. Lah namun ketika saya ada sebuah perasaan maka yang ada dalam persepsi saya akan muncul “wah… kogh seperti itu ya si Abil, kemarin berdua ma cewek dan sekarang bukan 1 cewek saja, mala dikelilingi banyak cewek gitu. Duduknya mepet-mepetan lagi”. Sangat mempengaruhi bukan?? Na dari situ bisa disimpulkan bahwasanya persepsi seseorang bukan hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal saja seperti pengetahuan kita, pengalaman kita, sinyal-sinyal sensorik kita namun persepsi ini pun bisa dipengaruhi oleh faktor internal yakni “PERASAAN”. Dan bukan itu saja atensi pun demikian, sama halnya dengan persepsi yang telah saya contohkan diatas. Bisa dipengaruhi oleh sebuah persaan juga. Saya menyukai si Abil pasti atensi saya jauh lebih maksimal untuk si Abil dimanapun mata ini melihatnya. Bahkan bisa jadi teman saya terbaikan ketika atensi saya melihat si Abil.

So. . , Jangan dikira perasaan ini tidak bisa mempengaruhi banyak hal yah. . , ^_^

Hehehe. . .Semoga bermanfaat. . , Syukron.,!!! ;)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline