Lihat ke Halaman Asli

Mukhlis Syakir

Nyeruput dan Muntahin pikiran

Kamu, Kembali, Luka, dan Garam

Diperbarui: 28 April 2024   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

              Pada akhirnya Kamu bersamaku kembali. Entah mimpi atau ilusi. Atau justru ilusi yang mengantarkanku kembali padamu.

              Seminggu ini tak mudah kulewati. Pun dengan mu. Aku yakin itu. Atau mudah saja?

              Sepertinya Kamu begitu serius menghadapi perkuliahanmu. Begitu rasional. Berbeda dengan aku yang segini adanya.

              Susah bagiku untuk lurus kuliah tanpa memikirkanmu. Selama lima tahun pun Aku seperti lelaki yang pincang menghadapi cobaan. Ada masanya aku kehilangan sepotong kaki.

              Ada masanya Aku terbiasa dengan Kaki yang satu. Meski harus meringis setiap harinya.

              Kini, segala sesuatu harus melewati pintumu. Ketenanganku tentangmu, bisa membuat semua biasa-biasa saja. Tapi keruwetan tentangmu. Membuatku tak bisa apa-apa.

              Aku hanya ingin berbagi lelah bersamamu. Saling menguatkan. Namun, mungkin kau telah terbiasa sendiri.

              Apakah kehadiranku seperti garam di atas luka?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline