Lihat ke Halaman Asli

Mukhlis Syakir

Nyeruput dan Muntahin pikiran

Kesedihan di Bulan Kasih Sayang: untukmu Abdulhamid II Han

Diperbarui: 2 Maret 2024   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterest

                Februari dikenal dengan bulan kasih sayang. Terkhusus di bulan itu terdapat hari valentine. Maka, banyak orang yang menguduskan bulan ini dengan berbagai ungkapan kasih sayang. Namun juga ada yang menganggapnya sebagai sebuah tradisi negatif karena latar sejarahnya, katanya. Tapi saya tak mau memperdalam bulan Februari ini dengan bahasan tersebut.

                Kesedihan pertama yang selalu saya rasakan di bulan ini ialah berpindahnya Singa terakhir umat Islam dari Turki Utsmani. Beliau bernama Sultan Abdul Hamid II. Sosok terakhir yang merevolusi pembangunan daulah terakhir Islam, Daulah Utsmaniyyah. Beliau yang membangun rel kereta api baghdad untuk mempermudah akses dari pusat pemerintahan saat itu yakni Istanbul. Beliau juga yang membangun jalur kereta Api HIjaz untuk memudahkan akses haji kaum muslimin di abad-19.

                Saya pertama kali secara tidak sengaja mendapatkan film tentang beliau di perpustakaan pesantren. Saya kira hanya ada dua episode saja. Ternyata ada sekitar 155 episode yang setiap episodenya berdurasi dua jam. Digambarkan beliau selalu memberikan santunan kepada gereja maupun sinagog yang sedang merayakan hari besar mereka. Beliau juga yang menginisiasi dan membantu pemberontakan di India yang saat itu sedang dijajah Inggris.

                Masih banyak lagi, beliau menjalin kerjasama dengan kekuasaan paling timur saat itu yakni kekaisaran jepang. Beliau mengirim kapal Ertugrul untuk kunjungan perdamaian dan persaudaraan dengan Jepang. Sebagai dua negara yang mau membuka kerjasama dengan barat saat itu. Jepang dengan Restorasi Meijinya, Turki Utsmani dengan Tanzimat yang diinisiasi sebelumnya oleh Sultan Abdul Madjid.

                Tak lupa, bagaimana pembelaan beliau terhadap rakyat Aceh pun Jawa yang saat itu dijajah oleh pemerintah Belanda melalui negara boneka Hindia Belanda. Pun penolakan tegas Sang Sultan pada permintaan Theodore Herzl, seorang jurnalis Jerman berdarah Yahudi. Bapak Zionis Israel kini. Untuk menjual tanah bagi mereka atas nama bangsa yang kehilangan tanah airnya. Tapi justru malah mencucurkan darah di tanah yang katanya tanah airnya itu sendiri.

                Kini, meskipun peperangan tak memandang agama mana dan apa, kemana rakyat Palestina harus mengadu? Meskipun konflik Ukraini-Rusia pun tragedi berdarah kemanusiaan dan harus disejajarkan posisinya dengan konflik Israel-Palestina sebagai tragedi berdarah. Kemana umat manusia harus mengadu? Perserikatan Bangsa-bangsa? Iyakah Perserikatan Bangsa-bangsa mampu menjamin perdamaian dunia sedangkan pada hakikatnya hanya beberapa negara yang berserikat?

                Betapa indah potongan sya'ir yang disampaikan oleh Bahadr Yeniehirloglu, aktor yang berperan sebagai Tahsin Paa, ajudan dan teman terdekat Sultan Abdlhamid. Saat scene kematian Sultan pada tanggal 10 Februari sebagai berikut:

Umat Islam Kini telah yatim.

Tak ada lagi tempat mengadu, tak ada lagi tempat berteduh. Tak ada lagi yang melindungi.

                Teruntuk kalian, Zionis atau siapapun yang Islamophobia, jika tak mau ada lagi Islam Radikal. Jika tak mau ada lagi khilafah. Berikan perdamaian untuk Palestina.

                Ini, kesedihan Februari yang pertama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline