Lihat ke Halaman Asli

Mukhlis Syakir

Nyeruput dan Muntahin pikiran

Menjadi Muslim Pragmatis Tidak Apa-apa

Diperbarui: 19 Februari 2023   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.youtube.com/watch?v=YDRWwoudUi8

Sebagai Disclaimer, tulisan ini bukan sebuah sabda. Bukan sebuah titah. Hanya sebuah opini. Ditulis dalam keadaan tidak suci dan tidak berwudhu. Sebagian besarnya mungkin kotoran-kotoran yang keluar dari proses penjernihan pikiran melalui menulis.

Bahwa beberapa lama ini, saya pikir jadi Muslim Pragmatis itu gak apa-apa kok. Jadi muslim yang datang kalua ada butuhnya. Dipakai kalau ada manfaatnya secara langsung. Diamalkan kalau ada benefit yang jelas. Bukan sekedar janji pahala di surga.

Tapi sering-sering gak sih temen-temen denger kata Pragmatis ini sendiri? Kalau sekilas dari ulasan beberapa kalimat tadi mungkin terindikasi kalau pragmatis itu gak mau ribet, gak banyak pikir, yang penting ada keuntungan pribadi yang jelas. Agaknya mungkin lebih sering Kita denger "lah aku mah mau yang praktis-praktis aja deh", "Biar praktis", atau "kan praktis?". Jadi apa bedanya dong?

Sebenernya, kata praktis dan pragmatis itu agak jauh atau justru mungkin jauh maknanya. Hanya saja secara penggunaan sering dibuat sama. Jadinya, terjadi kabur makna bila diperbandingkan.

Lalu, apa dong yang jadi bedanya? Apa yang menjadi pembeda arti dari pragmatis dan praktis sehingga harus clear? Kemudian dampaknya apa terhadap pemaknaan Islam yang jadi judul utama ini?

Lebih enak sepertinya Kita mulai dari kata praktis terlebih dahulu. Biar penjelasannya lebih clear dan fair agaknya Kita lihat sabda KBBI, sebagai mbah definisi orang Indonesia:

praktis/prak*tis/ a 1 berdasarkan praktik; 2 mudah dan senang memakainya (menjalankan dan sebagainya): wanita sekarang ingin yang -- saja; plastik sangat -- untuk membungkus barang-barang;

At least, kata praktis ini bisa Kita artikan kepada dua arti sebagai mana pada KBBI. Bisa menjadi "berdasarkan praktik" yang berati menjadi lawan dari teoritis. Bisa juga berarti "mudah dan senang memakainya" karena tidak usah ribet dengan teori dan tanggal dipraktekkan. Sudah ketemukah dasar dari dua arti tadi?

Mari Kita pergi kepada etimologi kata praktis yang berasal dari kata praktik. Lalu Kita gunakan penjelasan yang lebih mudah dengan mencari lawan katanya yakni teori. Jika disimplifikasi, kata teori ini identik dengan apa-apa yang berputar dalam pikiran berupa prinsip, dasar, pemikiran dan lain sebagainya bukan? Maka sebagai kebalikannya, praktik ialah perwujudan nyata dari teori-teori tersebut.

Sehingga pada dasarnya pengertian KBBI mengenai praktis pertama dan kedua lebih kepada kemana konteks kata itu akan dibawa. Yang pertama, praktik identik sebagai lanjutan dari proses teori. Yang kedua, yakni "mudah dan senang memakainya" bila ditafsirkan mungkin seperti ini: "daripada ribet banyak teori, mending Kita langsung praktikkan saja. Gak muluk-muluk dengan teori".

Sedangkan "Pragmatis sebagai sebuah aliran filsafat", merupakan sebuah gaya berfislafat yang mengedepankan asas "untuk apa" daripada "apa". Dalam kata lain, sebuah filosofi hidup yang berlandaskan asas kebermanfaatan. Sehingga untuk memulai segala sesuatu Kita bertanya terlebih dahulu "apa manfaatnya?".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline