Lihat ke Halaman Asli

Muklis Puna

TERVERIFIKASI

Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Celoteh Para Jelaga

Diperbarui: 17 September 2024   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Muklis Puna

Negeriku...
Meracau balau dalam gemilau
Hukum digusur ke gunung-gunung
Kota-kota telah diracuni dengan  napas para korupsi
Borok menganga dikeribungi lalat

Negerik... Betapa ngeri dirimu
Merkury menerangi  pelacur jalanan
Maling  mendengkur di  dada persada
Sayap garuda diserak di jalan politik
Orang miskin antre puluhan kilometer
 Menunggu   beras lusuh dari karung merek luar

Negeriku...
Dua ratus tujuh  puluh juta rakyat, duduk mengharap ingin dalam kapal pesiarmu
Awak  kapal  mencongkel geladak menebar jaring, merampok negeri
Hutan-hutan dibabat,
Sawah -sawah  ditanami gedung
Di atas meja kopi,  anak remaja buat kompetisi bola kaki

Negeriku.... Apes benar nasibmu
Kemarin pagi kulihat ibu muda mengendap- ngendap di balik tong sampah
Besi pengait di tangan tampak aus, digigit puntung rokok dan kaleng bekas
Napasku tersangkut  di tenggorokan
Ludahku mengental dalam kerongkongan
Aku membatin
" Beginikah nasib pemulung di negeri kaya'

Negeriku...
Kemana lagi Aku dan mereka mengadu?
Pada wakil di gedung terhormat?
Mereka juga biang maling  dalam perahumu
Bukankah Kami telah mewakilkan semua padamu?
Kami ingin...
Rumah mewah
Mobil bermerek
Jalan- jalan keluar negeri
Makan di restoran


Atau...
Isteri cantik dan gundik berlimpah
Tenyata  itu semua sudah duluan dijalani  

Lhokseumawe,2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline