Lihat ke Halaman Asli

Muklis Puna

TERVERIFIKASI

Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Puisi: Seribu Bulan Membenam dalam Dada

Diperbarui: 6 April 2024   12:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Sumber gambar: Pixabay 

Bulan perlahan mengambang
Seperti sabit meyabit malam
Merangkak menuruni  purnama
Seribu bulan  membenam dalam dada

Di ujung lorong pengab Aku berbenah
Malam berpeluh mendendang lantunan langit
Bidang dada kerontang tenggelam dalam zikir
Lobang hitam  menghadang telapak mungil

Lalu- lalang, melintang malaikat memikul amal
Berlipat -lipat digantung di kandil aras
Matahari terlalu cepat mengulum -malam
Aku tertatih melepas kerinduan

 
Wahai bulan sejuta Rahmat
Peluk Aku dalam lembaran cahaya-Mu
Sinari Aku dalam kasih  tak bermalam
Kupas segala noda merasuk jiwa,
Satukan kembali wajah yang'terbelah

Wahai bulan idola umat
Dua belas purnama kau merambat
Aku belum sempat berbenah

Lhokseumawe, April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline