Bulan perlahan mengambang
Seperti sabit meyabit malam
Merangkak menuruni purnama
Seribu bulan membenam dalam dada
Di ujung lorong pengab Aku berbenah
Malam berpeluh mendendang lantunan langit
Bidang dada kerontang tenggelam dalam zikir
Lobang hitam menghadang telapak mungil
Lalu- lalang, melintang malaikat memikul amal
Berlipat -lipat digantung di kandil aras
Matahari terlalu cepat mengulum -malam
Aku tertatih melepas kerinduan
Wahai bulan sejuta Rahmat
Peluk Aku dalam lembaran cahaya-Mu
Sinari Aku dalam kasih tak bermalam
Kupas segala noda merasuk jiwa,
Satukan kembali wajah yang'terbelah
Wahai bulan idola umat
Dua belas purnama kau merambat
Aku belum sempat berbenah
Lhokseumawe, April 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H