Lihat ke Halaman Asli

Muklis Puna

TERVERIFIKASI

Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Puisi: Lorong Sunyi

Diperbarui: 23 Maret 2024   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sumber gambar: Pixabay 

Kemarin...
Kujejali telapak ini
Pada lorong -lorong sunyi
Di antara  pohon-pohon  besi menyapa
Di sela -sela pengangguran berdasi


Kopiah dan peci penuh  harap
Kusapa satu dua di antara gerombolan suara
Mantera- mantera dibalut sesajen kepentingan
Penari politik dari ragam sosial berkelakar


Menjual kata bebas sebebas menebas
Bebas antrean minyak subsidi
Bebas berjejer menunggu tabung tiga kilo
Bebas bermalam mengarungi selat
Bebas beras asli karena ada yang plastik
Bebas diretas sosial media
Berjuta bebas diecer di depan suara parau

Kemarin...
Ada nyanyian mewah tentang kesejahteraan,
kesehatan, dan pendidikan
Kesejahteraan berbaju palsu
Kesehatan tak menyehatkan
Pendidikan tak mendidik

Hembusan  gratis membelai raga
Gratis tak sekolah
Gratis tak belajar
Gratis tak berseragam
Gratis makan siang
Dan  gratis tak berpendidikan    


Kemarin..
Kudengar ocehan ibu muda berseragam kumal
Di bawah baliho politik  melagukan kehidupan
Tentang rumah dalam kantong kresek
Tentang  hujan menjahit malam
Tentang matahari mengumbar panas
Tentang bulan  menginap di balik jembatan


Kemarin...
Penari politik menebar jaring
Menjerat suara di ujung lidah
Menebar aroma semu
Dalam peluk dan penuh harap


Lhokseumawe,   Maret 2024

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline