Lihat ke Halaman Asli

Muklis Puna

TERVERIFIKASI

Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Puisi: Aku Terpaku di Ruang Waktu

Diperbarui: 11 Maret 2024   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Pixabay 


Malam ini di pinggang sepi
Aku menghitung  debu pulas di jendela
Warna putih tersamar dalam kabut
Roda terus menggulir waktu
Berjalan bagai kilat menjilat malam

Nafsu semakin agresif menebar angin
Suara langit telah lama menjauh
Aku lelap dibelai cerita semu
Noda - noda  hitam mulai bersekutu
Bulan menutup diri
Cahaya bungkam

Aku terpaku di ruang waktu
Bulan terlelap dalam pangkuan
Senja merambat menjemput malam
Dadaku telanjang
Jiwaku meradang
Tenggorokan kerontang
Harapan meronta-ronta

Aku diam dalam tatapan
Keringat mengurat cerita
Cermin memantul kisah

Di sini...
Dunia diumbar menelanjangi syahwat
Bulir -bulir bening mengupas bola mata
Aku terjebak diantara dua kutub

Malam ini di pinggang sepi aku diadili
Oleh rasa yang menabuh asa
Oleh cinta yang kekal tak bertepi
Oleh jiwa mengaduh pilu
Oleh nafsu mengangkang dunia
Oleh tangan berkacak pinggang
Menopang langit, menantang matahari

Malam semakin mengerucut
Debu- debu menumpuk di jendela
Tadi pagi kulihat angin kembali ke lembah
Dadaku sesak, perseteruan berkecamuk
Rongga dada berdegup dihantam kekalutan

Lhokseumawe, Maret  2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline