Lihat ke Halaman Asli

Muklis Puna

TERVERIFIKASI

Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Membaca Perspektif Capres terhadap Guru, Dosen, dan Tenaga Kependidikan pada Debat Pamungkas

Diperbarui: 9 Februari 2024   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana di atas panggung Debat Putaran ke-5 Calon Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (4/2/2023). Foto: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.

Debat pamungkas capres-cawapres sudah selesai dilaksanakan. Tema debat yang diangkat adalah kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi seperti dilansir detik.com, diakses tanggal 5 Februari 2024. 

Perdebatan Calon Presiden  (Capres)  tahap ini berlangsung kondusif, berkelas, berwibawa dan bermartabat. Tidak ada serangan terhadap personal.  Akan tetapi, debat pamungkas ini berlangsung dalam suasana kondusif dan membelajarkan semua konstituen yang menyaksikan .

Semua capres yang  tampil dan  berlangsung di Convention Center,  begitu memukau dan memberikan sebuah harapan baru bagi masyarakat dalam menentukan pemimpin masa depan. Setiap gagasan yang disampaikan menjadi penyejuk jiwa para penikmat. 

Dengan kata lain, debat terakhir yang diselenggarakan oleh pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah memberikan sebuah suasana aman dan nyaman di tengah kehidupan masyarakat. Terlebih lagi dalam beberapa hari ke depan akan memasuki "Minggu Tenang." Pada  saat tersebut masyarakat membutuhkan ketenangan penuh untuk menentukan pilihan.

Tema yang diperdebatkan pada debat tersebut mencakup berbagai bidang baik sosial, pendidikan, informasi teknologi dan kebudayaan. Dari sekian banyak tema,  yang menarik untuk diulas pada artikel ini adalah "Pendidikan"

Pertanyaannya mengapa tema pendidikan lebih menarik untuk diulas? Ini karena pendidikan di negeri ini belum mendapatkan tempat yang layak di hati para pemimpin.  Selanjutnya,  pemerintah selama ini belum menjadikan pendidikan sebagai rahim dari pembangunan bangsa.

Akibat dari kebijakan yang belum seutuhnya berpihak pada pendidikan dan komponen yang ikut menggerakkan pendidikan di negeri ini. Sejumlah persoalan pendidikan pun ikut terseret, bahkan menjadi isu-isu nasional yang selalu mengundang kontroversi. Selanjutnya, jumlah dana yang digelontorkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) belum sepenuhnya digunakan untuk kepentingan pendidikan. 

Dalam debat capres  tahap terakhir,  persolan tersebut menjadi masalah krusial. Masalah - masalah pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang urgen untuk dihadapi dan direalisasikan secara matang. Hal ini dilakukan, karena dunia sedang menghadapi perkembangan yang luar biasa,  baik dari segi informasi dan teknologi yang berhubungan dengan kecerdasan Artifisial Intelegensi ( AI).

Semua calon presiden dalam debat yang digelar tersebut mempunyai pandangan yang sama terhadap perkembangan pendidikan terutama berkaitan dengan komponen pendidikan. Salah satu yang menjadi prioritas pembangunan pendidikan dalam debat tersebut adalah Tenaga Pendidik (Guru), Dosen,  dan  Tenaga Kependidikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline