Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Salah satu penyakit sakau yang dimiliki oleh peserta didik zaman now adalah penggunaan telepon selular atau lebih dikenal dengan handphone. Alat komunikasi jenis genggam ini telah menyita seluruh kehidupan manusia pada semua kalangan termasuk peserta didik. Lebih bahaya lagi hal ini sudah merambah pada anak berumur di bawah lima tahun. Peserta didik pada semua jenjang Handphone ( HP) ini sudah menjadi sebuah kebutuhan selain makanan.
Bahkan dalam kehidupan peserta didik Handphone ( HP) sudah termasuk kebutuhan sekunder setelah makanan pokok. Logikanya, jika tanpa makanan manusia akan meninggal , namun jika Handphone ( HP)ini dilepaskan dari kehidupan peserta didik, maka mereka akan mengalami stres.
Secara umum penggunaan Handphone ( HP) pada setiap manusia sudah tidak bisa dilepaskan lagi. Misalnya, seperti terlihat pada setiap orang, baik tua, dewasa, maupun remaja alat ini selalu berada di tangan. Setiap lima menit sekali ada saja yang dilihat, dan diberikan informasi kepada sesama, baik melalui media sosial atau berbagai aplikasi .
Handphone ( HP)) ini telah menjadikan sebuah kesenjangan baik dalam berkomunikasi sesama kawan saudara dan teman dekat. walaupun dilihat sekilas lat ini sidah mendekatkan jarak dalam berkomunikasi. Akan tetapi, alat ini juga telah menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Seperti pada suatu cafe, sekelompok orang duduk tenang diam tanpa berkomentar, padahal mereka sedang menjalin komunikasi yang intens dengan teman atau saudara di dunia maya.
Pengantar di atas, kiranya cukup sebagai pembuka skemata pembaca tentang Handphone ( HP) pada kehidupan manusia zaman now. Namun agar pemahaman pembaca tidak lari dari judul yang sudah dibuat diawal tulisan ini. Penulis hanya akan membatasi tulisan ini pada peserta didik yang telah menjadikan Handphone ( HP) sebagai sahabat terdekat.
Sebenarnya, Handphone ( HP) adalah suatu media yang multi kompleks. Artinya, wadah ini telah menampung berbagai media lain dalam suatu bentuk yang unik, Intinya Handphone ( HP) ini telah memberikan sebuah kemudahan dalam segala lini kehidupan. Hal ini tidak terkecuali sebagai media belajar dan mengajar pada lembaga pendidikan
Berkaitan dengan pembelajaran yang menjadi lahan bagi guru dan peserta didik mencari sebuah terobosan baru sehingga menjadi kaum pembelajar secara kolektif kolegial. Harus diakui semua insan pendidikan telah menjadikan Handphone ( HP) sebagai media pembelajaran. Hal ini akan berbanding terbalik dengan zaman dahulu, kalau dulu guru adalah segala-galanya dalam belajar.Sekarang akan terbalik guru merupakan salah satu media pembelajaran, bukan lagi satu-satunya. Karena salah satu dari lainnya sudah muncul media yang lengkap yaitu Handphone ( HP)
Berkaitan dengan hal di atas , lantas bagaimana peran sekolah dalam menghadapi hal tersebut? Ada sekolah-sekolah yang terlalu ekstrem menghadapi hal tersebut. Ada satu contoh menarik yang pernah penulis lihat dan alami berkaitan dengan pembatasan Handphone ( HP) yang dilakukan oleh sebuah pesantren dengan cara ugal -ugalan dan bar-bar. Mereka menerapkan aturan bahwa, apabila peserta didik kedapatan menggunakan Handphone ( HP)di asrama tanpa izin, semua Handphone ( HP) yang kedapatan saat razia akan dikumpulkan, kemudian dihancurkan satu persatu dengan palu.
Nampaknya pengalaman ini tidak dapat diterima oleh akal sehat. Apalagi yang melaksanakan hal tersebut adalah insan pendidik. Sebagai bandingan alasan, bukankah Handphone ( HP) itu sebuah anugerah dan kemajuan yang diberikan oleh tuhan yang maha kuasa? Media yang telah mendatangkan banyak manfaatnya bagi semua insan akhir zaman, kenapa harus dihadapi secara bar-bar ketika digunakan oleh peserta didik yang tidak pada tempatnya? Penulis melihat para ustad dan guru yang berada di kawasan tersebut lima menit pun tidak bisa lepas dari Handphone ( HP), sementara peserta didik yang menggunakan Handphone ( HP) di luar ketentuan dihadapi dengan cara yang tidak rasional.