# Refleksi 19 Tahun Tsunami Aceh#
Begitu luas Kau bentang lautan dalam rentang menantang pandangan,
Walau jauh menghadang pandang, tetap bertepi berselimut ombak
Pohon, daun, dan ranting dibelai angin,
Sayup,- sayup berdesir mengantar kedamaian
Pasir -pasir berbisik tentang sebuah masa,
Ketika gelombang besar memanjang dan meninggi menyapu daratan
Ketika rumah -rumah dipikul dipindahtempatkan
Ketika laut meludah limbah warna prahara
Ketika mayat-mayat berenang tak berhaluan
Jeritan bayi- bayi tak mampu meredam getaran
Sembilan belas tahun sudah berlalu
Ujung sumatera dirundung duka
Kisah luka bertalu mengalur dalam riwayat
Ratusan ribu nyawa pamit secara kompak
Deretan panjang antre berjejer kembali ke Rabb-Nya
Lipatan waktu sudah lama berlalu
Orang -orang sudah berbenah
Sebagian sudah dalam lelap panjang, bersama rekan, anak, isteri dan saudara seiman
Sesekali dikunjungi, berkirim ayat sebagai rasa tak tertahan
Sebagian berfoto ria disimpan dalam kenangan
Tuhan...
Biarkan Kami pulang satu dua secara bergilir
Ketika daun itu gugur atas nama Kami
Ketika nama Kami dalam genggaman sang pemisah waktu
Kini lautmu mulai tenang
Ombak pelan menepuk punggung pantai
Desember kelabu sudah berlalu
Orang -orang duduk merenung memangku kisah
Merenda hari menjunjung asa.
Lhokseumawe, 26Desember 2023