Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd
Tadi siang, ketika keluar dar tempat fitnes, penulis bertemu dengan teman dekat. Kebetulan beliau sekarang menjabat sebagai Kepala Sekolah di kota penulis bertugas.
Penulis bersalaman dengan hangat sambil melepaskan senyum sumringah. Bertanya kabar, saling menyemangati, dan memberikan motivasi tentang kerja, walaupun berbeda tempat tugas. Sudah lumrah hal seperti itu berlaku pada setiap teman , apalagi teman dekat ( Besti dalam kacamata generasi Z )
Dengan pakaian rapi dan necis bagai anak millenial (maklum usia dan selera berpakaiannya masih tergolong muda) Sambil ngobrol biasa, lalu Ia memberitahukan bahwa mau takziah ke tempat orang meninggal di kota B.
Namun jarak dengan tempat penulis bertugas sekitar 3 jam perjalanan. Sebelum Ia berangkat ada satu yang Ia kuatirkan sambil bertanya dengan nada hambar," Sempat tidak ya saya menonton debat kandidat calon presiden hari ini, karena ditayangkan secara live streaming di televisi nasional pukul 19.00 WIB.
Pertanyaan tersebut, akhirnya dijawab sendiri , "Tidak mengapa nanti dimanapun sampai jam tersebut saya berhenti di warung kopi untuk menonton debat tersebut", ujarnya.
Sambil bercanda penulis bertanya, "Emang penting sekali debat capres - cawapres buat kita sebagai rakyat biasa?"
Sambil berlalu dan memecahkan kebuntuan Dia menjawab, sebetulnya tidak penting -penting banget sih. Cuma saya mau melihat kecakapan- capres dan cawapres yang selama digadang - gadang oleh pendukungnya sebagai figur yang dapat mengantarkan negeri ini ke depan pintu gerbang kearah yang lebih maju dan bermartabat tidak seperti selama ini.
Percakapan dengan kawan karib berlansung begitu bersahaja tidak ada yang istimewa, apalagi jadi bahan diskusi hanya sebuah janji politik semu yang berfungsi sebagai retorika belaka saat debat berlangsung. Selebihnya akan menjadi tuntutan para pemilih selama bertahun- tahun. Bahkan apabila tidak dituntaskan paling minta satu periode lagi untuk menuntaskan janji pertama yang diucapkan.
Dialog sederhana itu tidak menimbulkan apapun dalam konteks pertemanan penulis dengan dirinya.