Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd
Sejak diberlakukan izin untuk melakukan kampanye secara terbuka baik caleg maupun capres dan cawapres. Seluruh negeri dipenuhi oleh baliho dan spanduk. Baliho dan spanduk tersebut bertaburan bagai jamur di musim hujan. Berbagai bentuk dan tulisan yang dipasak pada badan baliho dan spanduk. Bahkan baliho- baliho tersebut terasa mengganggu pandangan dan perjalanan para pengguna jalan. Hal ini disebakan baliho tersebut dipasang di tempat-tempat umum.
Melihat perkembangan dan pemasangan baliho /spanduk begitu massif, penulis tertarik untuk mengulik dan menelusur lebih jauh tentang jargon politik yang ditanam pada baliho tersebut.
Jargon politik yang ditulis merupakan sebuah wujud tuturan secara langsung. yang mengimbau, memgajak pembaca atau konstituen untuk memilih dirinya pada pemilihan umum Tahun 20224.
Menarik untuk dianalisis lebih jauh sehingga muncul pertanyaan bagaimananakm wujud tutuan persuasif yang di digunakan oleh konstituen pada pemilu Tahun 2024?
Sekilas dari wujud tuturan yang dipakai pada baliho peserta pemilu tersebut mirip dengan iklan penjualan yang ada di media sosial dan surat kabar.Perbedaan yang mencolok dari kedua hal tersebut ada pada objek yang dipasarkan. Kalau pada iklan penjual yang ada di media cetak atau elektronik, mereka menjual barang, jasa atau lainnya yang dibuat untuk dikonsumsi oleh konsumen.. Sedangkan untuk para peserta pemilu ,mereka menjual gagasan kepada pemilih
Pesan Tersembunyi di Balik Kalimat Kerita
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, berdasarkan intonasi yang digunakan kalimat dibagi tiga jenis. Pertama, kalimat interogatif, atau kalimat tanya, kedua kalimat berita dan ketiga kalimat perintah. Fokus tulisan ini adalah pada kalimat perintah yang digunakan dalam bentuk persuasif.
Wujud tuturan persuasif sering didapatkan dalam ilmu Pragmatik. Ilmu pragmatik ini mengkaji bagaimana kesantunan berbahasa itu dimunculkan pada setiap konteks. Ada bahasa yang intonasi digunakan dalam bentuk kalimat berita padahal isinya adalah sebuah kalimat persuasi atau mengajak. Jika dikaitkan dengan contoh baliho yang berisi wujud persuasif Misalnya pada baliho " Bersama Kita Bisa, Bersatu Kita Maju ' Kalimat seperti ini sering dijumpai berserakan pada baliho salah satu partai politik. Jika dianalisis kalimat di atas berbentuk kalimat berita yang isinya biasa saja tidak punya efek apapun terhadap pembaca. Artinya, ini kalimat biasa yang sering dijumpai dalam kehidupan berbahasa.