Tinta mu pudar
Meluncur bagai bandang
Menerjang
Meluluhkan- lantakkan kota tua
Bahasa mu indah merayu jiwa lugu
Syahdu...
Membusur laksana panah diterpa angin
Tinta mu merah
Menyalak
Membakar tragedi semusim
Untaian bait tak bergeming mengubah negeri
Syair mu memuja syahwat dalam gambut berlumpur
Hai penyair salon...
Di mana kau telungkupkan nyalimu
Kau tiarap dalam glamor cinta sesama
Memuja, membakar dupa mengasapi keindahan dengan sajen birahi
Kenapa ujung pena mu mandul?
Pucat pasi di mata pemangsa keadilan
Kawan....
Beranikah kau?
Semprotkan tintamu ke muka penjarah negeri
Menebas...
Geraham munafik dibalut dasi menjerat mangsa
Beranikah kau ?
Penggal perompak negeri dengan kilatan mata pena
Beranikah kau ?
tumpahkan tinta panas di langit persada negara
Kawan...
Jutaan jelaga
Melambai pada keadilan
Jutaan ranting menanti kumpulan embun raksasa menguap di ujung pena
Ribuan wajah memelas digusur berkasus-kasus
Ribuan penganggur antri mengapit map lusuh di gerbang negeri
Kawan...
Mereka tergerus siklus hidup di negeri subur
Bergerombolan melompat lewat selat mencari hidup
Dalam tintamu mereka bersenyawa
Beranikah kau?
kau.goreskan nasibnya pada mata hari bersandar di kepalamu