Rupamu kelam mengental dalam cawan
Pahit mu membungkus rasa nan menawan
Saraf- saraf menjalar, ketika bibir mencumbu
Selimut bola mata ternganga merekah menjemput rindu
Kopi...
Bagai hujan mengusir kemarau rasa
Ketika kau bersandar di tepi bulan sabit
Ketika sendok menari mencumbui bubuk -bubuk putih
Ketika bersemayam dalam cawan kerinduan
Ketika pekat mu mengalir dalam darah
Kopi...
Terlalu enggan untuk kulupakan
Lentingan syurga menguap di ujung jari
Menyetubuhi rasa bercampur mega
Mengambang di udara menggusur penat
Kopi..
Ohh... Kopi
Begitu seksi rasa kau umbar
Begitu syahdu warna kau tawarkan
Begitu cepat kau giring resah keseharian
Kopi....
Dalam pekat kau tawarkan penerang
Dalam gelap kau hidangkan kesyahduan
Dalam gelas kau berikan kenikmatan
Tak jemu lidahku menjamah rasa mu
Aku tak mampu menolak rasamu
Kopi
Ohh kau kopi
Jika kau menjauh aku meracau
Jika kau tiada aku mengigau
Jika kau hilang aku penasaran
Jika kau menjauh aku sakau
Ingin ku setubuhi mu seumur masa
Bireuen, November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H