Oleh: Mukhlis, S.Pd.M.Pd
Ku tulis sajak ini saat seragam kusam mu menguap mesiu
Barisan kisah berjejer di khatulistiwa, alur cerita dipenuhi terjal bercadas
Matahari menyalak di sanubarimu, berjibaku dengan waktu demi idealisme dalam dada
Deretan bukit barisan saksi kaku kepiluanmu
Pada pinggang -pinggang malam Kau merebah
Potongan jiwa kau titipkan pada bulan genap di kubangan malam
Angin malam mengipas kabut, doyong berderak -derak
Engkau berjingkrak jingkrak pada pagi di bulan Mei
Ku tulis saja ini ketika.kota gegap -gempita di malam buta
Orang- orang mengusir takut, mengupas kekalutan
Siang tak lagi bergantung pada matahari
Malam.tak jua berpedoman bulan
Ku tulis sajak ini saat derita menukar cerita
Burung -burung kondor datang dari pelosok jagad,
Rembulan menggantikan matahari,bintang- bintang redup dikulum mendung
Engkau bersimpuh di hamparan duka
Kudekati kau.dalam harap penuh tanya
Kenapa jalanmu masih berliku kawan?
Kutulis sajak ini saat seragam lusuhmu menguap mesiu
Lhokseumawe, November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H