Lihat ke Halaman Asli

Muklis Puna

TERVERIFIKASI

Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Hakikat Puisi

Diperbarui: 16 November 2023   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Pixabay

Oleh:  Mukhlis, S.Pd.,M.Pd.
 

setiap aksara bukan untuk melumpuhkan bola mata
bait -bait tidak hanya menyalurkan perasan cengeng
kemasan tema bukan mengelabui pembaca kasmaran
para penyair bukanlah penyembah nafsu belaka


puisi adalah pipa disusun bersambung
menyalurkan rasa penatnya jiwa
menggelitik rezim -rezim tirani
meyampaikan jeritan para jelata
membongkar kebenaran dibalik kezaliman


bait -bait itu bukan tumpukan kalimat tak bermakna
mengintip dibalik kenikmatan tuhan
mengetuk pintu- pintu langit walau tangan berlumpur
menyeburkan makna makna hakikat seorang insan


puisi itu laksana selat di bibir pantai
mengairi seluruh pelosok jiwa  ketontang
menghidupkan pohon pohon bakau yang kegerahan
menghijaukan telaga hidup akibat kemarau kasih


puisi itu laksana busur di tangan pemburu
menohok buruan dengan ujung pena berdarah
membidik para pengkhianat negeri
membela para jelata yang terkarantina
puisi itu bukan pemuas hawa nafsu
menyampaikan hasrat birahi yang menggebu

Lhokseumawe, November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline