Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Jempol mengapit telunjuk dan jari tengah
Ujung pena menguap peluh menetes kisah
Kelingking bersila menikmati kalungan permata
Otot -otot mungil merangkak di ruas-ruas putih
Lengan mengayun mesra mengukuti irama bait
Diksi bersinggungan menata pola
Amanat menyelinap dalam tumpukan
Ratusan goresan menyembur indah
Mengalir kemana angin menagalun
Berteriak dan mengerang tentang apa saja
Tentang pengemis meringkik di balik peron kereta
Tentang pemulung menggulung ibukota
Tentang si miskin mengantung batu di lambung
Tentang penguasa menanam pohon besi menjalar di kota- kota
Jempol mengapit telunjuk dan jari tengah
Pena dihantam kemarau tinta
Sajak- sajak tersangkut di awan panas
Suara lantang mulai parau meracau
Teriakan para jelaga ditelan puting beliung
Jempol dalam gemgaman kebas menulis deritamu
Imajinasi mentok di lagit kekuasaan
Curahan kritik membasahi buah pena
Idealis ditabalkan pada untaian akasara
Jempol mengapit telunjuk dan jari tengah
Kelingking bergoyang mengikuti irama bait
Rima berdendang riang mengiringi nada dan rasa
Ratusan goresan telah kuukir tentang mu kawan
Tetapi dunia tetap congkak dan rakus melihat deritamu
Lhokseumawe, November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H