Oleh: Mukhlis, S.Pd.,M.Pd.
Pelangi mengambang di kaki matahari
Para musafir menghitung kabut dengan suara mendesah
Pasukan putih menghadang angin menuju rawa
Kipasan sayap menguras napas dalam tenggorokan
Senja manja mulai mengintai dalam kesenduan
Di tengah warna temaram aku menambal jubah
Sorotan mata bagai saga mengawal perjalanan darah
Angin senja menghembuskan sisa panas mengundang kemarau
Seorang perempuan tua menyodorkan susu dalam cawan dosa
Aku terpesona indahnya maya dalam semasa
Senja mulai samar pada akhir sebatang hari
Bayangan helaian titian menguras keringat dingin
Waktu tak lagi memihak
Bulan menghela matahari dan menutup bayang
Sendiriku merajuk dalam kelam
Satu persatu jemari kulipat menghitung lorong yang ku susur
Imajinasi telah berselingkuh dengan jiwa
Halusinasi bersekongkol dengan harapan
Masa telah mengulur waktu semasa
Penyesalan datang mengundang duka
Lhokseumawe. November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H