Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd
Setelah bulan bermuram durja di paruh masa
Bumi bingung terhuyung- huyung dirundung duka
Matahari mengibas panas warna tembaga
Gunung -gunung berdentang mual meludah sembarangan
Kabut mengoplos udara malam bersenda ria di pucuk -pucuk ranum
Semenjak bumi mendua pada matahari
Suara -suara berselingkuh dalam genggaman
Bayi- bayi melonpat tingkap diusir dari rahim suci
Ibu muda telanjang dada mengobral nafsu di stasiun kereta