Oleh: Mukhlis,S.Pd.,M..Pd
Matahari pagi mengulum impian tunas-tunas muda
Kaki- kaki mungil tanpa terompah berjalan menggantang asap
di tengah gemerlapnya ibukota
Karung kemalangan menggantung di punggung
Matanya menerawang mengusir bayang
Gunungan sampah adalah cita- citanya
Ruang belajar tak bersekat,
Bau amis menyatu dalam rasa
Ketika awan menguapkan mendung
Mereka berdiri di pagar sekolah negeri
Dengan pena kusam tinta putus -putus dan samar
Di atas kertas kumal mereka tulis pelajaran sungguhan
Jika keraguan menerpa jiwa,
Mereka mengadu pada desiran angin pembawa pesan
Wahai bocah berseragam campuran!
Kamu seharusnya bernyanyi riang di taman kelas
Bahumu bukan sangkutan menyandang sampah
Ranselmu jangan kau isi dengan botol dan kuningan
Kamu seharusnya menyeberang jalan negara
Wahai bocah tak berseragam!
Nomor induk nasionalmu ditulis di langit hayal
Ujian negara adalah ujian alam
Badai negeri terlalu terburu buru
mengusirmu dalam mimpi
Lhokseumawe, November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H